Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Tingkatkan Kualitas Tembakau, Dinpertan KP Banyumas Gelar Evaluasi dan Penguatan Kelembagaan APTI

METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas menggelar evaluasi kegiatan peningkatan bahan baku tembakau dan peningkatan kelembagaan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Banyumas. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Kamis-Jumat (5-6 Desember 2024) tersebut diikuti oleh puluhan petani tembakau di Banyumas.

Kabid Perkebunan dan Perlindungan Tanaman, Dinpertan KP Banyumas, Yusuf Khanafi mengatakan, keanggotaan APTI di Banyumas cukup banyak, yaitu mencapai 700-an petani yang tersebar di Kecamatan Lumbir, Wangon, Jatilawang, Rawalo, Kemranjen, Sumbang dan Kalibagor.  Dengan luas lahan tembakau di Banyumas 160,96 hektar.

“Melihat peluang tembakau di pasaran yang masih sangat luas, maka kita dorong para petani untuk menanam tembakau. Dan APTI sebagai lembaga yang menaungi para petani tembakau juga harus dikuatkan, dengan diberikan pemahaman mengenai prinsip-prinsip organisasi, menyusun program kerja dan sebagainya”, terangnya, Jumat (6/11/2024).

Selain menghadirkan narasumber dari APTI Jawa Tengah (Jateng), untuk menambah wawasan para petani tembakau, Dinpertan KP juga menghadirkan pakar-pakar terkait industri tembakau yang memaparkan tentang budidaya tembakau, penanganan pascapanen hingga pemasaran, serta narasumber dari pengampu kebijakan yaitu Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Junaidi MT serta Kabag Perekonomian Setda Banyumas, Ngadimin. Mereka menyampaikan tentang kebijakan dan rencana dukungan pemerintah daerah terhadap industri tembakau.

Caption Foto : Kabid Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinpertan KP Banyumas, Yusuf Khanafi. (Foto : Hermiana).

 

Produksi 102 Ton

Lebih lanjut Yusuf menjelaskan, produksi tembakau kering rajangan di Banyumas cukup tinggi, yaitu mencapai 102 ton untuk Tahun 2023 lalu. Hasil dari panen tembakau ini, sebagian ada yang dipasarkan ke Cilacap, Temanggung dan ada yang untuk memenuhi kebutuhan lokal Banyumas. Mengingat di Banyumas juga ada pabrik rokok yang berlokasi di Jatilawang, Sumbang dan Sokaraja.

“Produksi tembakau kita cukup tinggi, tahun lalu sampai 102 ton. Hanya saja, untuk bisa masuk ke pabrik, ada grade khusus yang harus dipenuhi petani. Dan evaluasi serta penguatan kelembagaan ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkannya”, jelasnya.

Tembakau, lanjut Yusuf, merupakan hasil pertanian yang harganya tidak diatur oleh pemerintah, sehingga harga tembakau sangat beragam sebagaimana kualitasnya. Yaitu antara kisaran Rp 60 ribu per Kg sampai dengan Rp 4 juta per Kg. Untuk hasil tembakau Banyumas sendiri harga tertinggi mencapai Rp 160 ribu per Kg dan harga terendah Rp 65 ribu per Kg.

“Untuk menanam tembakau butuh cuaca khusus, yaitu pada musim kemarau. Pada tahun lalu, musim hujan cukup panjang, sehingga banyak petani tembakau yang sudah menyemai bibit, tetapi batal menanam. Tetapi untuk tahun ini, luas tanaman bertambah sampai 160,96 hektar, Tahun 2023 hanya seluas 69 hektar dan target kita pada Tahun 2025 bisa mencapai luasan 170 hektar”, kata Yusuf. (ADV)

Comments are closed.