Pemikiran KH Sholeh Darat Relevan Jadi Model Pendidikan di Indonesia
METROJATENG.COM, SEMARANG – Teori dan konsep pendidikan di Indonesia masih banyak didominasi oleh pemikiran dari Barat. Padahal banyak tokoh-tokoh di Nusantara ini yang juga mampu melahirkan gagasan-gagasan pendidikan yang bagus.
Langkanya pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh lokal tentang pendidikan ini menjadi masalah dalam penelitian Mukhamad Rikza, dari program doktor Studi Islam program Pascasarjana, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Dia tertarik untuk meneliti KH. Sholeh Darat (1820-1903) yang dinilai memiliki pemikiran pendidikan yang layak diteliti. Hingga kini, menurutnya, pemikiran pendidikan KH. Sholeh Darat belum banyak mendapatkan perhatian secara khusus.
Mukhamad Rikza melakukan ujian promosi doktornya atau ujian terbuka di hadapan dewan penguji di UIN Walisongo pada Selasa (21/2/2021). Dalam sinopsis disertasinya, Rikza menyebut penelitian kepustakaan (library research) fokus mengkaji kitab Minhāju al-Atqiyā’i fī Syarḥi Ma’rifati al-Ażkiyā’i ilā Ṭarīqi al-Auliyā’i dengan pendekatan hermeneutika dan sejarah.
‘’Disertasi ini menjawab pertanyaan pokok: Bagaimana struktur dasar pemikiran pendidikan KH. Sholeh Darat; Mengapa pemikiran pendidikan KH. Sholeh Darat seperti itu; dan apa relevansi pemikiran pendidikan KH. Sholeh Darat dengan problem pendidikan nasional kontemporer,’’ ungkapnya.
Dijelaskan, dari temuan penelitiannya struktur dasar pemikiran pendidikan KH. Sholeh Darat terbagi menjadi empat, yaitu tujuan pendidikan, murid, guru dan proses pembelajaran.
Secara lebih rinci, dia mengungkapkan, tujuan pendidikan KH. Sholeh Darat adalah mencetak manusia berilmu, sehat, taat beribadah, berjiwa sosial dengan menghidupkan agama karena Allah, untuk menuju kemuliaan dunia akhirat.
Sedangkan profil murid yang ideal adalah menjadi pemburu ilmu berjiwa shalih dengan sumber dari guru bersanad dan mengabdi penuh pada guru. Sedangkan guru ideal adalah sosok pendidik yang ramah dan penuh cinta kasih kepada murid hingga pandai.
‘’Proses pembelajaran KH. Sholeh Darat dimulai dari pemahaman ilmu non-dikotomik dengan pola strategi pembelajaran langsung, ekspositori, terbimbing, holistik dan empirik,’’ katanya.
Sementara pemikiran pendidikan KH. Sholeh Darat, menurut Rikza bersumber dari al-Qur’an, hadis dan pendapat-pendapat ulama Jawa dan Makkah. Dan difokuskan untuk menguatkan pendidikan pribumi yang saat itu dalam kondisi kecamuk hegemoni Belanda.
Gagasan pendidikan yang dilahirkan KH. Sholeh Darat dengan pola pendidikan integratif-solutif bercorak sufistik-holistik. ‘’Sehingga sangat relevan dijadikan pengembangan model pendidikan di Indonesia,’’ tegasnya. (m abduh)