Memperingati Hari Santri Dengan Jihad Literasi
Penulis : Shulhan Habib - Mahasiswa Magister Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Pasca Sarjana UIN Walisongo Semarang
METROJATENG.COM, SEMARANG- Dewasa ini, peran santri sangatlah penting dalam mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Para santri memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Hari santri yang diperingati setiap 22 Oktober menjadi bukti bahwa santri memiliki andil besar dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Lewat resolusi jihad yang dicetuskan KH. Hasyim Asy’ari, para santri dan seluruh elemen masyarakat ikut bergerak padu merebut kemerdekaan Indonesia.
Hari santri haruslah menjadi spirit, tidak hanya sekedar simbol yang hanya diperingati. Terus menjadi semangat santri dalam berjihad mengisi kemerdekaan. Resolusi jihad harus direfleksikan dalam konteks sekarang. Arti Jihad dalam bahasa Arab tidak hanya bermakna perang, melainkan kesungguhan atau mengerahkan segala kemampuan. Dengan demikian, resolusi jihad akan tetap eksis di masa sekarang. Jihad dapat berupa jihad bil ilmi atau jihad literasi. Resolusi jihad dapat direfleksikan santri melalui jihad literasi ataupun pengembangan potensi diri.
Islam memerintahkan pemeluknya untuk berjihad literasi, memperdalam ilmu pengetahuan sebagaimana dalam QS. Taubah ayat 122:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ
“Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. Taubah [9]: 122)
Ayat tersebut berkenaan dengan orang-orang mukmin yang berbondong-bondong ingin berjihad di medan perang. Kemudian Allah memperingatkan agar salah satu kelompok dari mereka ada yang bersungguh-sungguh memperdalam ilmu pengetahuannya dalam agama. Dalam ayat tersebut, orang beriman tidak dianjurkan semuanya untuk berjihad ke medan perang. Allah membagi tugas orang mukmin sesuai kesanggupan masing-masing. Allah menjelaskan bahwa jihad dapat dilakukan dengan mengangkat senjata dan jihad dengan memperdalam ilmu pengetahuan. Tegasnya semua golongan diwajibkan berjihad sesuai tugas masing-masing.
Pembagian tugas jihad, sudah ada sejak masa Rasulullah. Beliau membagi tugas jihad berdasarkan kemampuan masing-masing. Ada yang diberi tugas untuk jihad dengan berperang dan ada yang diberi tugas jihad dengan memperdalam ilmu pengetahuan. Tidak sedikit sahabat Nabi yang berjihad dengan memperdalam ilmu pengetahuan, seperti; Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar dan sahabat lainnya.
Dengan ini, makna jihad menjadi general tidak hanya terpaku pada perang. Jika pada masa penjahahan para pejuang berjihad dengan berperang. Maka pada masa kemerdekaan seorang mukmin dituntut untuk memperdalam pengetahuan serta menggali potensi diri masing-masing.
Hari santri menjadi momentum untuk membangkitkan kembali spirit resolusi jihad. Menjadi momentum meneguhkan kembali jihad yang humanis. Santri dapat merefleksikan resolusi jihad dengan cara berjihad melawan kebodohan dan ketertinggalan. Terus meningkakan kualitas diri dengan pengetahuan serta terus menggali potensi yang ada. Dengan demikian resolusi jihad akan terus eksis dengan bentuk jihad literasi dan pengembangan diri.(*)
Comments are closed.