NNN Challenge berakhir, Manajemen Nafsu Tidak Akan Berakhir
Penulis : Shulhan Habib - Mahasiswa Magister prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Pascasarjana UIN Walisongo Semarang
METROJATENG.COM, SEMARANG – Akhir-akhir ini platform media online seperti Twitter, Instagram maupun Tik-tok diramaikan oleh tantangan NNN Challenge. Postingan dan tagar ikut membanjiri masing-masing platform. Tidak hanya itu, warganet pun turut merespon dengan memberikan komentar akan NNN Challenge. Lantas apa itu NNN Challenge??
Berdasarkan keterangan dari situs web BonserNews, NNN Challenge merupakan singkatan dari bahasa Inggris No Nut November Challenge yang memiliki arti tantangan tanpa ejakulasi selama bulan November. Tantangan NNN Challenge awalnya dipopulerkan oleh sebuah kelompok anti-pornografi. Istilah NNN pertama kali diciptakan di Urban Dictionary pada tahun 2011. Dalam kamus tersebut, NNN berarti sebuah tantangan untuk menguji keinginan seseorang untuk tidak ejakulasi di bulan November. Seseorang harus mampu menahan hasratnya untuk tidak melakukukan ejakulasi maupun masturbasi selama bulan November. Siapapun yang dapat melewati tantangan tersebut selama bulan November, maka orang tersebut akan menjadi pemenang dalam Challenge ini.
Dalam Islam, istilah NNN Challenge dikenal dengan hifdzul furuj (menjaga kemaluan). Islam secara tegas mewajibkan kepada umatnya untuk menjaga kemaluan agar tidak terjerumus dalam perbuatan zina. Sebagaimana dalam QS. al-Mu’minun [23] ayat 5-7.
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ . إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ .فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
Mereka ( orang-orang yang beruntung ) adalah orang-orang yang menjaga kemaluan mereka. Kecuali kepada pasangan atau hamba sahaya yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Maka barang siapa mencari di balik itu (berzina dan sebagainya), maka merekalah orang-orang yang melampaui batas” (QS. al-Mu’minun [23]: 5-7)
Quraisy Syihab dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa ayat tersebut merupakan ajakan untuk mensucikan diri manusia terutama mensucikan alat kelamin dari perbuatan yang mengarah ke perzinaan. Seseorang tidak dibenarkan menyalurkan kebutuhan biologisnya melalui hal yang tidak dibenarkan agama. Penyaluran biologis hanya terbatas terhadap istri maupun budak wanita yang dimiliki. Barangsiapa yang melanggarnya maka ia termasuk orang yang telah melampaui batas. Hifdzul furuj (menjaga kemaluan) dalam ayat diatas meliputi aurat kemaluan laki-laki dan perempuan yang harus selalu dijaga dari berbagai perbuatan keji seperti masturbasi, ejakulasi, perzinaan maupun homoseksual.
Tidak dapat dipungkiri bahwa naluri seksual dalam diri manusia sama dengan lapar dan dahaga, yakni sangat besar dan agresif. Al-qur’an sendiri melegitimasi bahwa manusia memang dihiasi oleh keinginan-keinginan syahwat yang cenderung mengajak kepada kemungkaran. Oleh karena itu manusia harus mampu mengendalikan dan menahan hawa nafsunya agar tidak mengarah kepada hal yang buruk. Jikalau manusia tidak dapat mengontrolnya, maka ia akan jatuh kedalam lubang dosa dan tidak ada bedanya dengan seekor binatang.
Mengontrol hawa nafsu bukanlah hal yang mudah, bahkan dalam kitab Ihya Ulum al-Din, orang yang dapat memerangi hawa nafsu disebut sebagai Mujahid (orang yang berjihad). Sebagaimana sabda Nabi Muhammad setelah kembali dari perang;
رجعنا من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر يعنون جهاد النفس
Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, yakni jihad memerangi hawa nafsu”
Dari sabda Nabi diatas sangatlah jelas bahwa perang melawan hawa nafsu lebih berat daripada perang melawan musuh. Karena hawa nafsu adalah sumber dari segala kerusakan jika tidak dikelola dengan benar. Hawa nafsu tidak akan pernah puas akan keinginannya, sehingga hawa nafsu dalam dalam sya’ir Burdah diibaratkan layaknya anak kecil yang tidak akan pernah berhenti menyusu kecuali dengan disapih oleh ibunya.
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu mengendalikan hawa nafsu nya dimanapun dan kapanpun. Berakhirnya tantangan NNN Challenge bukan berarti berakhirnya kontrol akan hawa nafsu. Kontrol hawa nafsu adalah sebuah keharusan selama hidup manusia. Sehingga orang yang mampu mengelola hawa nafsunya adalah orang yang beruntung dan akan mendapatkan ganjaran yang besar.(*)