Jejak Kedamaian dari Bangkok ke Borobudur: Rombongan Biksu Thudong Disambut Hangat di Magelang
METROJATENG.COM, MAGELANG – Suasana damai menyelimuti Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, saat puluhan biksu Thudong dari Bangkok, Thailand, tiba di daerah berhawa sejuk ini pada Jumat (9/5/2025) siang. Disambut dengan hangat oleh Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Wakil Bupati Sahid, dan jajaran Forkopimda, kehadiran 38 biksu ini bukan sekadar kunjungan biasa—melainkan bagian dari perjalanan spiritual lintas negara menuju Candi Borobudur.
Tepat pukul 11.00 WIB, iring-iringan para biksu yang telah menempuh perjalanan jauh ini menginjakkan kaki di Magelang dengan pengawalan dari Kodim 0705/Magelang dan Polresta Magelang. Sambutan hangat dari warga lintas agama menambah kekhusyukan momen ini—mencerminkan kerukunan dan toleransi yang hidup di bumi Magelang.
“Ini bukan hanya perjalanan fisik, melainkan perjalanan jiwa. Mereka membawa pesan kedamaian, kesabaran, dan cinta kasih universal,” ujar Bupati Grengseng dengan penuh makna. Ia menyebut bahwa kedatangan para biksu merupakan berkah bagi Magelang, yang dikenal sebagai tanah spiritual dan budaya.
Aula Kecamatan Secang menjadi tempat peristirahatan para biksu, yang terlihat tenang dan bersahaja meski telah berjalan ribuan kilometer. Tak hanya umat Buddha, sambutan hangat juga datang dari umat Islam, Kristen, Hindu, hingga Katolik. Suasana ini memperlihatkan betapa kuatnya semangat persaudaraan lintas iman di Indonesia.
Welly Widadi, Ketua Panitia Internasional Thudong, mengaku terharu melihat toleransi di Magelang. “Salah satu pendamping rombongan kami justru dari Kesultanan Cirebon, seorang Muslim. Inilah wajah sejati Indonesia, berbeda-beda tapi tetap satu,” ujarnya bangga.
Selain menyebarkan pesan damai, para biksu juga memiliki misi untuk mengenalkan Borobudur ke mata dunia sebagai pusat spiritual Buddha. Doa-doa yang mereka panjatkan sepanjang perjalanan ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan masyarakat Indonesia.
“Borobudur bukan hanya situs sejarah, tapi simbol perdamaian dunia. Melalui perjalanan ini, kami ingin membawa Borobudur kembali ke puncak kejayaannya sebagai pusat ziarah umat Buddha internasional,” jelas Welly.
Perjalanan para biksu Thudong menuju Borobudur menjadi pengingat bahwa di tengah dunia yang gaduh, ada kekuatan dalam keheningan dan kesederhanaan. Dan Magelang, dengan segala keterbukaannya, telah menjadi rumah sementara yang penuh kehangatan bagi mereka yang mencari makna dalam sunyi.
Comments are closed.