Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Dorong Investasi BI Jateng dan Pemprov Jateng Gelar CJIBF dan UMKM Gayeng 2025

Triwulan I Tahun 2025 Investasi Jateng Tembus Rp21,848

METROJATENG.COM, SEMARANG – Dorong investasi di Jawa Tengah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah bersama  pemerintah provinsi Jawa Tengah  menggelar  Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan  UMKM Gayeng 2025 dengan mengangkat tema “Central Java Rising: Connecting Heritage, Business, and Investment for Green & Sustainable Growth”.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, investasi menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong ekonomi Jawa Tengah. Tahun 2024 perekonomian Jawa Tengah tumbuh 4,95%.  Dalam pertumbuhan ekonomi ini, nvestasi menjadi kontributor utama dengan pangsa pasar produk domestik regional bruto mencapai  30,53% dan mencatatkan pertumbuhan 6,55%.

“Dari  pertumbuhan produk regional bruto sektor industri manufaktur menjadi penyumbang tertinggi yakni mencapa 46 persen yang didominasi industri makanan dan minuman  ,”  tuturnya dalam pembukaan CJBIF  di Hotel Tentrem Semarang, Senin (5/5/2025).

Ditambahkan dalam CJBIF ini ada 16 Letterof Intent (LoI) yang ditandatangi dengan nilai investasi. Sedangkan untuk proyeknya cukup banyak ada sekitar 13 proyek. Misalnya teh Tambi senilai USD 600.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Sakinah Rosellasari melalui Sekertaris DPMPTSP Nency Widyarahayu, menyampaikan Investasi yang masuk di Jawa Tengah hingga triwulan I tahun 2025 sudah mencapai Rp21,848 triliun atau 27,89% dari target tahun 2025 senilai 78,33 triliun. Dari jumlah tersebut, sudah ada 20.431 proyek yang mampu menyerap 97.550 tenaga kerja.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, dari Rp21,848 triliun nilai investasi yang masuk, terdiri atas penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp14,08 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp7,26 triliun.

UMKM GAYENG – Dorong UMKM naik kelas BI fasilitasi 90 lebih UMKM tekstil, kerajinan kayu dan handicraft gelar pameran di Paragon mall. (RedMetrojateng)

 

Investasi PMA ini didominasi sektor padat karya seperti alas kaki senilai Rp2,45 triliunatau 17,40%, disusul industri  tekstil Rp 2,39 triliun atau 16,97%, kemudian sektor plastik, dan karet. Untuk PMDN investasi tertinggi pada sektor kawasan industri, perkantoran, dan sektor makanan.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, menyampaikan investasi sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Jateng.  Ini penting agar pengembangan investasi berjalan baik, bahkan investasi di Jateng saat ini sedang galak-galaknya, mengingat Jateng memberikan banyak kemudahan mulai dari keamanan, perijinan dan lainnya sudah menjadi jaminan untuk para investor

“Investasi ini betul-betul menjadi hal yang sangat luar biasa. Ini dalam rangka mengembangkan Jawa Tengah,” kata Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat menghadiri Opening Ceremony Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan Puncak Kegiatan UMKM Gayeng 2025 di Ballroom Hotel Tentrem.

Luthfi menjelaskan, kegiatan CJIBF berperan penting dalam mendongkrak investasi di Jawa Tengah. Ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah dalam mendorong pertumbuhan investasi dan perdagangan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada masyarakat.

“Forum tahunan tersebut tidak hanya pertemuan business to business, tetapi juga meliputi diskusi. Beberapa perusahaan bahkan sudah agreement, tanda tangan kerja sama antarperusahaan dan antarwilayah, bahkan antarnegara, dalam rangka mengembangkan investasi di Jawa Tengah,” jelasnya.

Dikatakan dia, pemerintah provinsi Jateng memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan investasi di daerahnya, meliputi daya saing daerah, infrastruktur memadai, tenaga kerja kompetitif, dan sistem perizinan berbasis elektronik yang terintegrasi. Daya saing infrastruktur di Jawa Tengah meliputi jalan tol Semarang-Demak dan Trans Jawa, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan Tanjung Intan Cilacap.

Kemudian jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota utama. Selanjutnya kembalinya Bandara Ahmad Yani sebagai bandara internasional, serta adanya bandara lain seperti Adi Soemarmo dan bandara-bandara lokal.

Selain itu juga Upah Minimum Kabupaten/kota (UMK) 2025 yang kompetitif, ketersedian kawaan industri seperti KEK Kendal seluas 1.000 hektare, KEK Industropolis Batang 4.300 hektare, Kawasan Industri Wijayakusuma (Semarang) 250 hektare, Batang Industrial Park 287 hektare, Jatengland Industrial Park Sayung (Demak) 300 hektare. (*)

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.