Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Santriwati Jadi Garda Depan Perangi Stunting, Gus Yasin Luncurkan Gerakan Kesehatan dari Pesantren

METROJATENG.COM, SEMARANG – Dari balik tembok pesantren yang biasanya identik dengan kegiatan keagamaan, kini muncul semangat baru: perjuangan melawan stunting. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau akrab disapa Gus Yasin, memulai langkah besar itu dari Pondok Pesantren Al Itqon, Semarang.

Dalam sebuah workshop bertema “Pencegahan Anemia pada Remaja Putri”, Gus Yasin menyampaikan misi penting: menjadikan santri putri sebagai pionir gerakan hidup sehat. Ia menekankan bahwa stunting tak bisa ditangani ketika sudah terjadi, tapi harus dicegah sejak dini, bahkan sejak masa remaja.

“Santriwati ini calon ibu masa depan. Kalau mereka sehat hari ini, generasi Indonesia lima belas tahun ke depan juga akan sehat,” ucapnya penuh keyakinan, Sabtu (3/5/2025).

Sebagai bentuk komitmen, Gus Yasin menggandeng Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk mendistribusikan 400 tablet tambah darah (TTD) ke pesantren tersebut. Langkah ini merupakan awal dari program besar yang akan menjangkau seluruh pondok pesantren di Jawa Tengah.

Namun ini bukan sekadar program pemerintah. Workshop ini juga menjadi tonggak kolaborasi antara pemerintah dan ormas keagamaan. Nahdlatul Ulama (NU) melalui Lembaga Kesehatan NU (LKNU) dan PWNU Jawa Tengah mengambil peran sebagai motor penggerak.

Aris Sunandar dari LKNU menjelaskan, pesantren akan dibekali dengan sistem deteksi dini anemia berbasis peer group. “Jadi sesama santri bisa saling jaga, saling periksa, lalu bila perlu dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya.

KH Ubaidullah Shodaqoh, pengasuh Ponpes Al Itqon, turut memberikan dukungan penuh atas inisiatif ini. “Ini bukan hanya soal kesehatan, tapi soal masa depan bangsa,” tegasnya.

Gus Yasin berharap, gerakan ini bisa menyebar luas dan mengubah cara pandang masyarakat bahwa pencegahan stunting bukan hanya urusan medis, tapi tanggung jawab sosial dan spiritual.

Comments are closed.