Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional 8%, Bappedalitbang Banyumas Sebut Butuh Effort Lebih Untuk Mewujudkan

METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Target pertumbuhan ekonomi nasional untuk Tahun 2025 naik hingga 8%. Kenaikan target yang cukup besar tersebut, membuat semua propinsi serta kabupaten/kota harus bekerja ektra keras, termasuk Banyumas yang selama ini angka pertumbuhan ekonomi selalu di atas rata-rata propinsi maupun nasional.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Banyumas, Dedy Noerhasan S.T. M.Si mengatakan, butuh effort lebih untuk bisa mendekati target nasional tersebut. Antara lain dengan mendatangkan nilai investasi yang lebih besar.

“Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Banyumas 5,4% dan itu di atas rata-rata pertumbuhan propinsi maupun nasional. Namun, tahun depan target nasional naik sangat tinggi, sehingga butuh effort lebih, salah satunya dengan peningkatan investasi serta peningkatan produktivitas”, terangnya.

Lebih lanjut Dedy memaparkan, investasi baik dalam bentuk padat karya maupun padat modal, akan berdampak signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Investasi padat karya akan mampu mengurangi pengangguran, sementara investasi padat modal, akan berdampak pada pertumbuhan banyak sektor, serta peningkatan pajak.

Dedy menyampaikan, untuk menekan ketimpangan sosial, maka pertumbuhan ekonomi harus merata dan semua lini harus tumbuh bersama. Karenanya, APBD Banyumas Tahun 2025, untuk pembangunan lebih banyak dialokasikan ke daerah pinggiran.

“Arah makro APBD kita tahun depan, tentu saja kepada pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan pengangguran, serta meningkatkan ketahanan pangan. Sementara untuk pembangunan fisik, Kota Purwokerto sudah cukup banyak dibangun, sehingga lebih banyak kita arahkan ke daerah pinggiran”, tuturnya.

Dorong Perkembangan Desa

Mengingat besarnya target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan nasional, Dedy mendorong agar desa yang juga mengelola dana cukup besar, mampu memanfaatkannya untuk memantik pertumbuhan ekonomi desa. Sejalan dengan skema pengentasan pengangguran dan kemiskinan berbasis potensi wilayah yang diterapkan, desa-desa diharapkan mendukung program tersebut dengan berbagai cara, baik melalui pengembangan BUMDes ataupun dengan memberikan pelatihan untuk warganya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di desa tersebut.

Dedy mencontohkan, untuk pengembangan potensi wilayah terintegrasi di Kecamatan Somagede dan Kedungbanteng, dikembangkan komoditas kopi, dengan lahan seluas 6 hektar. Banyak hal yang perlu dpersiapkan, mulai dari alat mesin untuk mengolah pascapanen, pelatihan pengolahan kopi hingga pelatihan marketing ataupun digital marketing dan packaging. Perlu juga dibuka akses untuk mengikuti pameran dan sejenisnya.

Sebagaimana diketahui, potensi kopi di Banyumas cukup besar, hanya saja penjualannya sebagian besar masih dalam bentuk petik mentah. Karenanya, dibutuhkan pelatihan pengolahan kopi, supaya petani bisa menikmati hasil yang lebih baik dan bisa meningkatkan perekonomian mereka.

“Dari skema anggaran yang kita buat, setidaknya dibutuhkan anggaran hingga Rp 1,6 miliar untuk pengembangan komoditas kopi, mulai dari persiapan lahan, bibit kopi, pupuk hingga pelatihan budidaya, hingga pelatihan digital marketing dan packaging. Dengan adanya campur tangan desa, yang juga memiliki anggaran, maka akan mampu meringankan APBD atau bisa menambah lebih banyak petani atau kelompok tani yang tertangani dengan program pengembangan potensi wilayah terintegrasi”, pungkasnya. (ADV)

Comments are closed.