Butuh Effort Lebih, Wakil Ketua DPRD Jateng Ini Sebut Koordinasi Jadi Kunci Keberhasilan
METROJATENG.COM, SEMARANG – Menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Setya Arinugroho mengatakan, koordinasi menjadi kunci dari semua persoalan, termasuk menunjang keberhasilan suatu program. Karenanya, sebagai wakil ketua DPRD Jateng, ia terus meningkatkan koordinasi dan interaksi dengan seluruh anggota.
“Memang butuh effort lebih, butuh adaptasi juga, karena jumlah anggota DPRD Jateng jauh lebih banyak dan dari sisi perkantoran juga lebih luas, sehingga jarang sekali bertatap muka dengan seluruh anggota, kecuali dalam momen tertentu, seperti rapat paripurna”, tuturnya mengawali perbincangan dengan Metrojateng.com, Jumat (15/11/2024).
Mantan anggota DPRD Banyumas ini memaparkan, secara kelembagaan, antara DPRD di kabupaten/kota dan di provinsi sama, yaitu kolektif-kolegial, hanya saja jangkauan di provinsi lebih luas.
“Jumlah anggota ada 120 orang dari berbagai kabupaten/kota di Jateng dan interaksi antaranggota tidak seintens di kabupaten/kota. Pertemuan biasanya dalam rapat paripurna, atau rapat komisi, banggar, banmus, selebihnya jarang sekali bertemu, karena ruangan anggota dan pimpinan juga berbeda lantai”, ucap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Sebagai orang baru di DPRD Jateng yang langsung menduduki kursi pimpinan, Setya Ari mengaku butuh effort lebih untuk membangun komunikasi dan interaksi dengan anggota. Ia pun terkadang melibatkan diri dalam kegiatan di komisi tertentu untuk membangun kedekatan dengan anggota.
Lebih lanjut Setya Ari mengatakan, dari sisi kewenangan, DPRD provinsi justru lebih terbatas dan lebih banyak menjadi kepanjangan tangan pusat. Mengingat untuk permasalahan-permasalahan sosial sudah diakomodir oleh daerah masing-masing.
“Dalam menangani suatu problem sosial misalnya, respon DPRD di kabupaten/kota dan provinsi berbeda, kabupaten bisa langsung men-direct, tetapi untuk DPRD provinsi, minimal harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan kabupaten/kota yang bersangkutan”, terangnya.
Setya Ari mencontohkan, untuk kasus susu di Boyolali misalnya, sudah langsung ditangani oleh pusat, sehingga pihaknya hanya memantau dan mengawal agar segera terselesaikan.
Comments are closed.