Mba Ita Angkat Anak Pasutri Tunanetra yang Tertolak PPDB Menjadi Anak Asuh
METROJATENG.COM, SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengangkat Vita Azahra, putri pasutri tunanetra yang tertolak dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA 2024 jalur afirmasi sebagai anak asuhnya. Selanjutnya, Vita akan menempuh pendidikan di SMA Mardisiswa Semarang.
“Melalui program Gerbang Harapan, saya mengangkat Vita menjadi anak asuh dan Vita akan melanjutkan pendidikan di SMA Mardisiswa”, ucap Mba Ita, sapaan Hevearita.
Gerbang Harapan atau Gerakan Bersama Orang Tua Asuh untuk Pengembangan Hari Masa Depan merupakan program untuk menekan angka putus sekolah. Masyarakat Kota Semarang yang berkecukupan diajak menjadi orang tua asuh bagi anak kurang mampu. Sementara ini, Gerbang Harapan berfokus pada pemenuhan kebutuhan penunjang sekolah seperti seragam, buku-buku, hingga alat tulis siswa-siswi dan uang saku.
Mbak Ita menjelaskan pembiayaan sekolah remaja putri yang sudah ditanggung Pemprov Jateng itu juga menjadi perhatiannya. Pihaknya akan berkomunikasi dengan Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana mengenai pembiayaan uang gedung, hingga sumbangan pembinaan pendidikan.
“Nanti kita sinergi, mungkin kalau Pemprov Jateng soal SPP, kami nanti uang bulanannya, tetapi kalau Pemprov bilang diambil alih Kota Semarang, maka kami akan ambil alih”, ucapnya.
Vita merupakan anak pasangan pasutri tunanetra Warsito (39) dan Uminiya (42). Mereka tinggal di rumah kontrakan yang berada di Jalan Gondang Raya 17, Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Sebagaimana diketahui, Vita Azahra ditolak oleh pihak sekolah untuk masuk melalui jalur afirmasi karena terkendala data terpadu kesejahteraan sosial atau DTKS Kementerian Sosial. Kedua orang tuanya yang hanya bekerja sebagai tukang pijat, seharusnya keluarga Vita masuk kategori P1 (miskin ekstrem), tetapi pada DTKS Kementerian Sosial tercatat sebagai P4 (rentan miskin). Kriteria yang masuk dalam sistem PPDB 2024 pada jalur afirmasi hanya tiga yaitu, P1 (miskin ekstrem), P2 (sangat miskin) dan P3 (miskin), sehingga Vita ditolak.
Comments are closed.