Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Jembatan Permanen Sidabowa–Karanganyar, Pendorong Baru Pertumbuhan Ekonomi Banyumas Selatan

BERITA ADVETORIAL

METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Komitmen Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam meningkatkan infrastruktur dan perekonomian masyarakat kembali diwujudkan melalui rencana pembangunan jembatan permanen yang menghubungkan Desa Sidabowa dan Desa Karanganyar di Kecamatan Patikraja. Proyek strategis ini akan menggantikan jembatan gantung lama yang selama ini menjadi akses vital bagi masyarakat setempat.

Jembatan baru yang dirancang memiliki panjang 65 meter dan lebar 7 meter ini tidak hanya sekadar penghubung antarwilayah, tetapi juga akan menjadi urat nadi baru bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Banyumas Selatan. Dengan anggaran mencapai Rp 33 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jembatan ini akan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, sehingga mobilitas orang dan barang akan semakin lancar dan efisien.

Selama ini, jembatan gantung yang tersedia hanya mampu menampung kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Padahal, wilayah sekitar seperti Kecamatan Patikraja, Purwojati, Karanglewas serta Kecamatan Cilongok memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, khususnya dalam sektor pertanian dan perdagangan lokal.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas, Khelmy Tibyani ST. MT menjelaskan bahwa proyek pembangunan ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah daerah dan pusat. Melalui upaya lobi yang dilakukan Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, bersama anggota DPR RI Yanuar Arif Wibowo, akhirnya anggaran dari pusat dapat digelontorkan.

“Anggaran sebesar Rp 33 miliar dari Kementerian PUPR ini tentu harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Jika hanya mengandalkan APBD, pembangunan jembatan permanen ini mungkin akan tertunda sangat lama, bahkan tanpa kepastian kapan bisa terlaksana,” ujar Khelmy.

Caption Foto : Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas, Khelmy Tibyani ST. MT. (Foto : Hermiana).

 

Pembebasan Lahan Dimulai

Sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah, DPU Banyumas telah menyelesaikan tahap awal berupa pembebasan lahan di sisi barat Sungai Logawa, tepatnya di wilayah Desa Karanganyar. Total ada 7 bidang sawah yang dibebaskan dengan anggaran sebesar Rp 650 juta. Langkah berikutnya adalah sosialisasi kepada warga di sisi timur sungai, yakni di wilayah Desa Sidabowa.

“Kami akan segera mengadakan sosialisasi agar seluruh proses pembebasan lahan berjalan lancar dan mendapat dukungan dari masyarakat. Kami sangat mengutamakan transparansi dan kerja sama dalam setiap tahapan,” tambahnya.

Dari sisi teknis, Khelmy menjelaskan bahwa pembangunan jembatan bisa dilakukan dengan dua skema, pertama, melalui dua paket pekerjaan yang diawali dengan pembangunan abutment (pondasi utama jembatan) dan dilanjutkan dengan konstruksi utama, atau yang kedua, langsung dikerjakan dalam satu paket pekerjaan menyeluruh.

Namun, keputusan akhir berada di tangan Kementerian PUPR sebagai pihak yang mengeksekusi proyek ini. DPU Banyumas akan terus mendukung dan memfasilitasi, khususnya dalam urusan pembebasan lahan dan koordinasi teknis dengan masyarakat.

Dampak Positif bagi Masyarakat

Lebih dari sekadar pembangunan fisik, jembatan Sidabowa–Karanganyar akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Jalur ini diperkirakan akan menjadi akses penting bagi para petani, pelaku usaha mikro, pedagang lokal, hingga anak-anak sekolah.

Jembatan ini juga akan membuka peluang tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru, seperti pasar desa, pengembangan pariwisata lokal, dan peningkatan akses layanan kesehatan. Dengan akses transportasi yang lebih baik, distribusi hasil pertanian dan produk lokal akan menjadi lebih cepat dan murah, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pembangunan infrastruktur seperti jembatan Sidabowa–Karanganyar ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Dengan pendekatan pembangunan yang partisipatif dan berkelanjutan, Banyumas terus melangkah maju membangun masa depan yang lebih cerah.

Masyarakat pun diharapkan bisa mendukung penuh proses pembangunan ini, karena manfaat jangka panjangnya akan dirasakan oleh semua lapisan,  dari petani, pedagang, pelajar, hingga generasi mendatang. Dengan jembatan ini, bukan hanya dua desa yang terhubung, tetapi juga harapan dan semangat baru bagi Banyumas Selatan untuk berkembang lebih pesat dan inklusif.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.