Tragedi Laka Kalijambe, 10 Guru SDIT As Syafi’iyah Meninggal
METROJATENG.COM, MAGELANG – Suasana duka menyelimuti SDIT As Syafi’iyah, Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Sekolah yang dikenal sebagai tempat menanamkan nilai-nilai Islami ini kini berduka setelah 10 ustazah terbaik mereka meninggal dunia dalam kecelakaan tragis yang terjadi di Kalijambe, Purworejo, pada Rabu siang (7/5/2025).
Kesepuluh guru wanita itu tengah dalam perjalanan untuk menghadiri takziah ke rumah orang tua Kepala Sekolah SDIT As Syafi’iyah. Namun takdir berkata lain. Mobil angkot yang mereka tumpangi dihantam truk dump yang oleng dan hilang kendali. Peristiwa tersebut tidak hanya merenggut nyawa para ustazah, tetapi juga sopir angkot, Edi Sunaryo.
Adapun para korban adalah:
-
Isna Hayati (27, Mendut Mungkid)
-
Aulia Anggi Praktiwi (25, Muntilan)
-
Finna Mukarromah (28, Rambeanak Mungkid)
-
Divya Kreswinnanda (25, Mertoyudan)
-
Naely Nur Sa’diyah (23, Rambeanak)
-
Nely Suroya (Paremono)
-
Melani Septiani (26, Ambartawang)
-
Naqi Umi Rohmah (27, Rambeanak)
-
Siti Khur Fatonah (27, Giritengah Borobudur)
-
Hesti Nurngaeni (24, Wanurejo Borobudur)
Tangisan dan Doa di Sekolah
Sejak kabar duka menyebar, para orang tua murid, siswa, dan guru berkumpul di aula SDIT As Syafi’iyah. Tangisan pecah di antara lantunan doa dan shalat gaib yang dilakukan bersama di masjid sekolah.
“Kami merasa sangat kehilangan. Mereka bukan hanya guru, tapi juga pembimbing spiritual anak-anak kami,” ujar salah satu wali murid dengan suara bergetar.
Ketua Komite Sekolah, Wahid Gozali, yang juga ikut dalam rombongan namun menggunakan mobil berbeda, mengaku masih tak percaya dengan musibah yang menimpa rekan-rekannya.
“Saya masih bersama rombongan lain, dan saat di perjalanan kami sempat saling salip. Saya tiba lebih dulu di lokasi takziah, tapi tak ada kabar dari mereka. Saya baru tahu dari media… rasanya seperti mimpi buruk,” tuturnya.
Jenazah para ustazah akan dipulangkan ke Magelang untuk dimakamkan secara layak. Pemerintah Kabupaten Magelang pun menyatakan duka cita mendalam dan tengah mengkaji bentuk penghargaan yang layak diberikan kepada para guru yang wafat tersebut.
“Ini kehilangan besar bagi dunia pendidikan kita. Mereka gugur dalam misi penuh cinta dan silaturahmi,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein.
Comments are closed.