Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Pemkot Semarang Dorong Penetapan KH Sholeh Darat sebagai Pahlawan Nasional

METROJATENG.COM,SEMARANG – Upaya pelestarian sejarah perjuangan tokoh Islam Nusantara kembali menggema dari Kota Semarang. Saat ini, Pemkot Semarang tengah menggalang dukungan dan menyiapkan berkas administratif untuk mengusulkan ulama besar KH Sholeh Darat sebagai Pahlawan Nasional.

KH Sholeh Darat, yang memiliki nama lengkap Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani, bukan hanya dikenal sebagai sosok alim ulama dari pesisir utara Jawa, tetapi juga sebagai pendidik visioner yang membentuk pemikiran sejumlah tokoh penting bangsa. Warisan intelektual dan spiritual beliau dianggap memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam modern di Indonesia.

“Beliau adalah cahaya penerang dalam masa kegelapan kolonial. Lewat ajaran damai dan ilmu pengetahuan, beliau memperjuangkan nilai-nilai Islam serta membangkitkan kesadaran kebangsaan,” ujar Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin.

Sholeh Darat dikenal sebagai guru dari dua tokoh pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, KH Hasyim Asy’ari (Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah). Ia juga menjadi figur penting yang memberikan inspirasi spiritual kepada Raden Ajeng Kartini, salah satu ikon emansipasi perempuan di Indonesia. Dalam sejumlah surat Kartini kepada sahabatnya di Belanda, disebutkan bahwa ajaran Islam yang diterjemahkan oleh Sholeh Darat membukakan cakrawala berpikir sang putri Jepara itu.

“Banyak orang mengenal Kartini sebagai pahlawan perempuan, tapi tidak banyak yang tahu bahwa pertemuannya dengan ajaran Kiai Sholeh Darat menjadi titik balik spiritualnya. Ini menunjukkan bahwa pengaruh beliau tidak hanya terbatas pada lingkup pesantren, tetapi juga sampai ke jantung pemikiran kebangsaan,” lanjut Iswar.

Pemkot Semarang, bersama organisasi keagamaan dan tokoh masyarakat, tengah menyusun dokumen akademik yang menjadi syarat utama pengajuan gelar Pahlawan Nasional. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, KH Anasom, menyampaikan bahwa proses tersebut tidak mudah dan memerlukan kajian mendalam.

“Penetapan sebagai pahlawan nasional memiliki kriteria ketat. Kami harus menunjukkan bukti kontribusi nyata beliau terhadap bangsa dan negara. Selain data biografis, kami juga sedang menelusuri narasi kepahlawanan beliau, yakni bagaimana beliau berjuang melawan penjajah dengan pendekatan pendidikan dan dakwah,” kata KH Anasom.

Menurutnya, saat ini tim peneliti dan akademisi tengah mengumpulkan berbagai artikel, manuskrip, serta testimoni sejarah untuk memperkuat pengajuan tersebut. Setelah semua syarat terpenuhi, berkas usulan akan diajukan secara bertahap dari tingkat kota, provinsi, hingga ke pemerintah pusat.

Upaya ini dinilai penting tidak hanya untuk mengenang jasa sang ulama, tetapi juga untuk mengangkat kembali semangat perjuangan damai dan pencerahan yang relevan di era sekarang. KH Sholeh Darat diyakini bukan hanya milik umat Islam, tetapi bagian dari khazanah sejarah bangsa Indonesia secara keseluruhan.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pendahulunya. Jika generasi hari ini bisa meneladani keteguhan dan kebijaksanaan tokoh seperti KH Sholeh Darat, maka kita bisa membangun peradaban yang lebih kuat dan berakhlak,” pungkas Iswar.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.