Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Masjid Al Muqarrabien Kauman Terus Menghidupkan Tradisi Kuno di Bulan Ramadan

METROJATENG.COM, MAGELANG – Masjid Al Muqarrabien Kauman yang berusia 174 tahun kembali menggelar tradisi kuno yang sudah mengakar kuat di kalangan jamaah setempat pada Ramadan tahun ini. Ribuan warga dari berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang, termasuk Grabag, Ngablak, Pakis, dan Secang, turut serta dalam kegiatan pengajian Al Quran dengan metode Bandongan yang menjadi ciri khas masjid bersejarah ini.

Tradisi ini, yang telah berlangsung selama berabad-abad, tetap dilestarikan hingga kini sebagai bagian dari ritual bulan suci Ramadan. Sejak awal Ramadan, pengajian Al Quran dimulai tepat setelah salat Zuhur hingga menjelang Ashar, berlangsung selama 20 hari berturut-turut, dengan target mengkhatamkan 30 juz Al Quran.

Sekretaris Takmir Masjid Al Muqarrabien, Aslahudin, menjelaskan, “Kami tidak tahu pasti sejak kapan tradisi ini dimulai, namun yang jelas, saya ingat sejak saya kecil, Bandongan sudah menjadi bagian dari Ramadan kami. Bahkan, menurut cerita orang tua, tradisi ini sudah ada jauh sebelum kami lahir.”

Metode Bandongan ini memiliki keunikan tersendiri. Seorang kyai akan membaca ayat-ayat Al Quran, sementara jamaah yang hadir mendengarkan dengan seksama dan sesekali mendengarkan tafsir untuk mendalami makna setiap ayat yang dibacakan. Selain itu, terdapat juga metode sorogan, di mana para santri maju satu persatu kepada kyai untuk membaca Al Quran secara pribadi.

“Tak hanya dari Grabag, kami juga melihat jamaah datang dari berbagai wilayah lain seperti Ngablak, Pakis, dan Secang. Mereka beramai-ramai hadir untuk mengikuti pengajian ini,” tambah Aslahudin.

Menurut Aslahudin, pengajian di masjid ini semakin ramai memasuki sepuluh hari kedua Ramadan. Bahkan, masjid yang sudah berusia lebih dari satu abad ini selalu dipenuhi jamaah yang ingin mendalami Al Quran lebih dalam.

Buka Puasa dan Takjil

Ketua Takmir Masjid Al Muqarrabien, Ahmad Musyafak, juga mengungkapkan bahwa Ramadan kali ini diramaikan dengan berbagai kegiatan keagamaan. Selain pengajian, masjid ini menyelenggarakan buka puasa bersama dengan takjil yang disiapkan setiap hari untuk sekitar 80 orang. Pada hari Sabtu, acara buka bersama dilanjutkan dengan Qiyamullail dan sahur bersama.

“Tak kalah penting, kami juga mengadakan salat tarawih dengan bacaan Al Quran satu juz setiap malamnya. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menjaga tradisi dan semangat Ramadan yang penuh berkah,” jelas Ahmad Musyafak.

Masjid Al Muqarrabien Kauman, dengan segala sejarah dan tradisinya, tetap menjadi pusat kegiatan spiritual yang mempererat silaturahmi antar warga, sambil menjaga warisan budaya dan agama yang telah berlangsung selama hampir dua abad.

Comments are closed.