Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Ini Daftar Pemenang Alternativa Film Awards 2024

METROJATENG.COM, YOGYAKARTA – Alternativa Film Project, sebuah inisiatif film global dan nomadik nirlaba yang didirikan oleh inDrive dan didedikasikan untuk mendukung para sineas film yang baru terjun ke industri perfilman, telah mengumumkan pemenang pada edisi 2024 dari Alternativa Film Awards. Acara ini bertempat di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM Yogyakarta dan dipandu oleh aktris sekaligus Pendorong SDG Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Gender, Hannah Al Rashid.

Pada kesempatan tersebut, Alternativa Film Festival juga mengumumkan bahwa Amerika Latin akan menjadi wilayah fokus baru mulai tahun 2025, dengan upacara dan penghargaan Alternativa Film ketiga akan dilaksanakan pada tahun 2026.

Alternativa Film Awards mengakui film-film dengan keunggulan artistik yang juga membahas isu-isu sosial dan budaya penting, serta memiliki ambisi untuk memberikan dampak positif pada kehidupan masyarakat dan komunitas lokal serta menantang ketidakadilan sejalan dengan misi inDrive. Alternativa Film Festival menampilkan pemutaran secara publik dan diskusi untuk film-film yang terpilih. Secara paralel, program Industry Days selama tiga hari juga dilaksanakan untuk mendorong hubungan antara pembuat film, produser, dan pemimpin dampak sosial dari Asia Tenggara, Asia Tengah, dan dunia internasional.

Dari 25 film yang dipilih, termasuk 13 film panjang dan 12 film pendek, yang berasal dari 14 negara Asia dan menggunakan 20 bahasa yang berbeda. Pemenang dipilih oleh dewan juri internasional yang independen yang terdiri dari pembuat film dan ahli dampak sosial. Para juri terdiri dari Anand Gandhi (India), Steffi Niederzoll (Jerman), Carol Misorelli (Brasil), Asmara Abigail (Indonesia), Katerina Suvorova (Kazakhstan), Kamila Andini (Indonesia), dan Amir Masoud Soheili (Iran). Total hadiah yang diberikan senilai $100.000, dengan masing-masing $20.000 diberikan untuk empat kategori panjang penuh, dan masing-masing $10.000 untuk dua pemenang di kategori Penghargaan Film Pendek.

Caption Foto : Pengumuman pemenang Alternativa Film Award 2024 yang digelar di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM Yogyakarta. (Foto : Dok.inDrive).

 

Pemenang

Berikut adalah para pemenang Alternativa Film Awards edisi kedua:

Untuk Spotlight Award, penghargaan kepada film yang membawa isu sosial yang terabaikan ke perhatian publik, menerangi cerita yang mungkin tetap tidak terdengar, pemenangnya adalah Bird of a Different Feather / Mikka Bannada Hakki, dengan pemeran utama Jayashree, Rekha Kudligi, Manisha.

“Film ini menggambarkan protagonis muda, bukan sebagai korban, tetapi sebagai individu yang cerdas, peka, dan diam-diam menentang kontradiksi dunia di sekitarnya. Ia memikat kita dengan mengeksplorasi bagaimana orang menghadapi perjuangan dengan humor dan kesadaran diri. Tanpa menghakimi orang-orang di sekitarnya,” jelas juri.

Future Voice Award pemenangnya adalah Cu Li Never Cries / Cu Li Không Bao Giờ Khóc dengan pemeran utama Minh Chau, Ha Phuong, Xuan An, Hoang Ha.

“Film ini dengan mahir bermain dengan spektrum bahasa sinematik, menyelaraskan bentuk dan isi, mengeksplorasi beban emosional dari mimpi yang hancur, perbedaan generasi, dan kehampaan yang bertahan dari utopia komunis yang gagal. Film ini mencerminkan kompleksitas Vietnam dengan kecantikan yang menghantui,” kata Steffi Niederzoll, Juri Alternativa.

Alter Award pemenangnya film Grand Me yang disutradarai oleh Atiye Zare Arandi.

“Film ini mengeksplorasi kompleksitas masa kanak-kanak, dinamika keluarga, dan ketegangan antara kepolosan dan kenyataan orang dewasa. Melalui mata protagonis mudanya, film ini menunjukkan betapa pentingnya bagi anak-anak untuk didengar dan dipahami dalam perjuangan mereka. Bertempat di latar belakang Iran kontemporer, narasi ini juga mencerminkan ketidaksetaraan gender, di mana keputusan memerlukan persetujuan ayah, yang membentuk persepsi anak tentang dunia,” ungkap Carol Misorelli, Juri Alternativa.

Nativa Award diraih oleh film The Adamant Girl / Kottukkaali yang disutradarai oleh Vinothraj PS, dengan pemeran utama Soori Muthuchamy, Anna Ben.

“Ini adalah film yang memaksa kita untuk menghadapi kontradiksi budaya dan komunitas, di mana kekuasaan sering kali tersembunyi di balik tradisi. Untuk eksplorasi yang teguh tentang ketegangan antara kesetaraan dan tradisi, kami dengan bangga memberikan Nativa Award kepada The Adamant Girl yang disutradarai oleh P. S. Vinothraj,” Anand Gandhi, Juri Alternativa.

Shorts Award diraih oleh film Washhh, dengan pemeran utama Farah Ahmad, Esha Anum, Kaana Selvam, Li Xuan Siow.

“Film ini dengan sensitif mempertanyakan banyak topik kompleks tentang gadis muda muslim di Asia Tenggara dalam satu situasi. Sinematografi dan penampilannya dengan kuat menangkap setiap lapisan tekanan, amarah, kebingungans dan frustrasi yang muncul dari isu-isu tersebut,” jelas Kamila Andini, Juri Alternativa.

Sementara itu, film A Cleaning Service. Lau Lai Dau Tu yang disutradarai Nguyen Duy Anh meraih penghargaan dalam film pendek.

Selain enam penghargaan ini, Resonance Award diberikan kepada film fitur asal Thailand, How to Make Millions Before Grandma Dies (2024, disutradarai oleh Pat Boonnitipat). Liza Surganova selaku Head of Alternativa Film Project, menyampaikan pandangannya untuk pemenang kategori Resonance Award , yaitu film How to Make Millions Before Grandma Dies,  “Pemenang penghargaan ini menangani isu-isu keluarga yang kompleks mengenai merawat orang tua, memiliki hubungan penuh kasih yang tulus dengan kerabat, dan menemukan tempatmu dalam keluarga dengan konsep yang ringan dan disertai humor dan sangat menyentuh”.

Arsen Tomsky, CEO dan Pendiri inDrive, serta mendirikan Alternativa Film Project, menyampaikan pesan kepada audiens melalui video “Merupakan kehormatan besar untuk menyelenggarakan Penghargaan dan festival tahun ini di Yogyakarta dan kami sangat senang dapat menyambut lebih dari 3.000 penonton untuk menonton film-film yang luar biasa ini, serta memperluas dampak yang mereka miliki dalam perayaan seni yang sesungguhnya. Kami memiliki tim yang terdiri dari hampir 200 orang, sebagian besar lokal, yang telah bekerja keras untuk mewujudkan inisiatif luar biasa ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Mas Garin, yang menjadi salah satu orang terpenting dapat terselenggaranya Alternativa Film Project di Yogyakarta Indonesia  yang juga merupakan mitra kami melalui GIK”.

Comments are closed.