Perbaiki Kualitas Tanah dan Tingkatkan Hasil Pertanian, Dinpertan KP Banyumas Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik
BERITA ADVETORIAL
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas mendorong para petani di Banyumas untuk menggunakan pupuk organik, terutama para petani di Kecamatan Kalibagor dan Patikraja yang kondisi lahan pertaniannya C-organiknya masih di bawah 2. Mengingat rendahnya kadar C-organik akan membuat pertumbuhan tanaman kurang baik.
Kabid Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dinpertan KP Banyumas, Imam Pamungkas mengatakan, ada dua kecamatan yang mendapat perhatian khusus untuk bisa meningkatkan C-organik lahan pertanian, yaitu Kecamatan Kalibagor dan Patikraja. Karenanya, Dinpertan KP terus melakukan sosialisasi dan mendorong para petani di wilayah tersebut untuk mulai memanfaatkan pupuk organik subsidi.
“Kita baru saja menggelar sosialisasi dengan petani di Kecamatan Kalibagor, agar mereka mulai menggunakan pupuk organik subsidi, harganya lebih murah hanya Rp 800 per Kg dan bisa meningkatkan kesuburan tanah, yang artinya hasil panen juga akan meningkat,” terangnya, Selasa (22/4/2025).
Lebih lanjut Imam memaparkan, kebutuhan pupuk petani di Bnayumas 100 perse terpenuhi dan tersedia, mulai dari pupuk urea, NPK hingga organik. Hanya saja, pihaknya menyarankan para petani, untuk menggunakan juga pupuk organik subsidi. Selain harga lebih murah, penggunaan pupuk organik juga akan membantu memperbaiki kondisi tanah supaya lebih subur.
Ada tiga golongan petani di Banyumas, yaitu yang menggunakan pupuk kimia sepenuhnya, penggunaan pupuk campuran yaitu sebagian kimia dan sebagian organik, serta petani yang menggunakan pupuk organik saja. Dari tiga golongan tersebut, sampai saat ini yang paling dominan masih petani yang menggunakan pupuk kimia saja, kemudian pupuk campuran dan yang paling minim, petani yang menggunakan full pupuk organik
Padahal, penggunaan pupuk organik bukan hanya mengembalikan kesuburan tanah secara alami, tapi juga membuat tanaman lebih tahan terhadap penyakit, dan hasil panennya punya nilai jual lebih tinggi karena dinilai lebih sehat dan aman konsumsi. Saat ini, sudah ada 5 kecamatan di Banyumas yang memiliki lahan pertanian organik dengan total luas mencapai 16 hektar, yaitu :
-
Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas: 5 hektar
-
Desa Banjaranyar, Kecamatan Pekuncen: 5 hektar
-
Desa Lemberang, Kecamatan Sokaraja: 2 hektar
-
Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok: 1 hektar
-
Desa Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh: 3 hektar
Rata-rata hasil panen dari lahan-lahan organik ini mencapai 5 hingga 6,5 ton per hektar, angka yang cukup menggiurkan untuk sektor pertanian berkelanjutan.

Langkah Nyata Dinpertan KP Banyumas
Imam mengakui bahwa pertanian organik membutuhkan waktu adaptasi. Umumnya, petani baru akan melihat hasil maksimal setelah panen ke-5. Namun keuntungan jangka panjangnya jauh lebih besar: biaya produksi lebih rendah, hasil panen lebih bernilai, dan tanah semakin subur setiap musim.
“Pupuk organik ini bahkan bisa dibuat sendiri oleh petani. Jadi biaya bisa ditekan, hasil tetap maksimal,” tambah Imam.
Sebagai bagian dari edukasi berkelanjutan, Dinpertan KP Banyumas akan menyiapkan demplot lahan pertanian organik di Kalibagor dan Patikraja. Lahan percontohan ini akan menjadi contoh nyata bagi petani tentang bagaimana pertanian organik bisa berhasil. Demplot ini akan melibatkan kerja sama dengan Pupuk Indonesia (PI), produsen pupuk nasional yang juga memproduksi pupuk organik berkualitas.
“Ayo Beralih ke Pupuk Organik! Dengan harga pupuk yang terjangkau, hasil panen melimpah, dan tanah makin sehat, tidak ada alasan untuk tidak mencoba. Sudah saatnya pertanian Banyumas naik kelas, dimulai dari tanah yang sehat dan subur. Pertanian organik bukan sekadar tren, tapi masa depan pertanian kita,” pesan Imam.
Comments are closed.