Peternak Lereng Merapi Raup Cuan dari Entok Super: Tahan Penyakit, Laris Manis, Harga Fantastis!
METROJATENG.COM, MAGELANG – Di lereng barat Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, entok bukan sekadar unggas biasa. Di tangan para peternak lokal, unggas bernama latin Cairina moschata ini justru menjadi ladang cuan yang menjanjikan. Dengan proses pemeliharaan yang relatif mudah, tahan penyakit, dan bobot bisa mencapai 15 kg per ekor, tak heran jika budidaya entok di kawasan ini makin diminati.
Kisah sukses ini bermula dari sekelompok peternak yang memiliki kecintaan terhadap entok. Dari kecintaan itu, lahirlah Kelompok Mentok Sejahtera (KMS) pada tahun 2023, yang kini menjadi wadah bagi puluhan peternak dari Kecamatan Srumbung dan Salam. KMS tidak hanya memfasilitasi jual beli bibit, pakan, dan daging entok, tapi juga menyediakan layanan konsultasi untuk para peternak dari berbagai daerah.
Saat ini, KMS menaungi 38 anggota aktif dan menggandeng 10 peternak produktif yang tersebar di sejumlah dusun. Menurut ketua KMS, Adi Nugroho, para anggota tak hanya mendapatkan jaminan penjualan, tapi juga dukungan penuh dalam hal penanganan penyakit, pemilihan pakan, hingga penentuan harga jual.
KMS bahkan memiliki kandang transit di Dusun Kedungsari, Desa Mranggen, Srumbung—yang berfungsi sebagai tempat penampungan entok dari para mitra sebelum dikirim ke pembeli. Permintaan datang dari berbagai daerah seperti Palembang, Riau, Jakarta, bahkan sampai wisatawan mancanegara seperti dari Prancis!
Harga Fantastis
Dan soal harga? Jangan kaget. Entok minti (usia seminggu) dijual sekitar Rp 12.000 per ekor, entok jumbo super dihargai Rp 25.000, dan jenis jumbo asli bisa tembus hingga Rp 75.000 per ekor. Untuk jenis entok hias, harganya bisa fantastis, menyentuh angka Rp 500.000 per ekor, tergantung jenis dan usia.
“Dalam dua bulan, entok sudah bisa menghasilkan 2–3 kg daging konsumsi. Sementara jenis superan bisa tumbuh dua kali lebih cepat dibandingkan entok biasa,” jelas Adi.
Tak kalah antusias, Amin Mustofa, bendahara KMS, mengungkap bahwa saat momen lebaran kemarin, penjualan entok mencapai 500 ekor. Saat ini pun, mereka masih kewalahan memenuhi permintaan dari rumah makan dan konsumen individu.
“Hampir setiap hari kami mengirim 20–30 ekor ke rumah makan. Permintaan terus meningkat, sementara stok terbatas,” ujar Amin.
Khusus untuk entok hias khas Magelang seperti jenis dragon dan gosongan, keunggulannya tak hanya di penampilan unik berwarna hitam pekat, tapi juga ketahanan tubuh yang luar biasa terhadap penyakit.
Dengan potensi yang besar dan populasi yang melimpah, budidaya entok di lereng Merapi kini menjadi salah satu sektor ekonomi rakyat yang menjanjikan.
Comments are closed.