‘Lato-lato’ Bisa Bunuh Sapi dalam Hitungan Hari, Peternak Diimbau Waspada
METROJATENG.COM, TEMANGGUNG – Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia meminta petani untuk waspada dengan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), atau dikenal dengan lato-lato.
“Kalau sapi sudah terkena, bisa mati dalam beberapa hari saja,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jateng 3, drh Esty Dwi Utami.
Lato-lato sebenarnya adalah sebutan lokal untuk penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), infeksi virus ganas yang hanya menyerang sapi dan kerbau. Meski tidak berbahaya bagi manusia, penyakit ini bisa menjadi mimpi buruk bagi para peternak: produksi susu anjlok, sapi lemas, bahkan muncul benjolan keras di sekujur tubuh.
Gejalanya pun mengerikan, antara lain mata dan hidung mengeluarkan cairan berlebihan, demam tinggi lebih dari 41°C, hingga timbul benjolan-benjolan keras di kepala, leher, dan kaki. Dalam kasus yang parah, benjolan ini bisa pecah dan berubah menjadi luka-luka bernanah.
Virus ini menumpang pada serangga penghisap darah seperti nyamuk, lalat, dan kutu. Sekali tersebar, sulit dikendalikan. Apalagi jika peternak tanpa sadar membeli sapi dari wilayah yang sudah terinfeksi.
“Sekarang kasusnya baru muncul di Bantul, belum sampai Temanggung. Tapi kami mengimbau peternak untuk tidak lengah. Hindari membeli sapi dari luar daerah yang belum jelas kesehatannya,” tambah Esty, yang juga menjabat sebagai Sekretaris DKPPP Kabupaten Temanggung.
Penularan bisa terjadi secara langsung, melalui kontak darah, air liur, atau susu—dan juga secara tidak langsung, misalnya lewat alat suntik atau peralatan kandang yang tidak steril.
Esty berharap semua peternak lebih sigap. Bila melihat tanda-tanda aneh pada hewan ternaknya, segera lapor ke penyuluh, mantri hewan, atau langsung ke dinas.
Karena sekali lato-lato masuk ke kandang, bisa jadi bukan cuma satu, tapi seluruh populasi ternak yang terancam.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.