Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

DBHCHT Turut Perkuat Industri di Banyumas, Kontribusi Nyata Dalam Pengentasan Pengangguran

BERITA ADVETORIAL

METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) telah memberikan dampak signifikan dalam pengentasan pengangguran di Kabupaten Banyumas. Dengan adanya 11 pabrik rokok yang tersebar di daerah ini, lebih dari 900 tenaga kerja lokal berhasil diserap, memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian daerah.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas, Gatot Eko Purwadi SE memaparkan, alokasi sebesar Rp 700 juta DBHCHT, dipergunakan Dinperindag untuk menggelar pelatihan. Dan para peserta pelatihan selanjutnya akan diserap oleh pabrik rokok.

“Ada tiga jenis pelatihan yang kita lakukan, yaitu pelintingan tembakau, blending dan manajemen pengelolaan perusahaan. Jadi selain para calon karyawan mahir dalam pelintingan dan blending, dari sisi perusahaan juga kita perkuat manajemennya,” terangnya.

Lebih lanjut Gatot memaparkan, sejak awal, Dinperindagkop sudah melakukan intervensi, mulai dari pendampingan dalam mengurus perizinan hingga ketersediaan karyawan pabrik yang terlatih. Hal tersebut dilakukan, dengan konsekuansi perusahaan melakukan perekrutan karyawan dari tenaga lokal.

“Jika tidak ada pendampingan, maka bisa jadi perusahaan merekrut karyawan yang sudah terlatih dari luar Banyumas, seperti dari Wonosobo ataupun Purbalingga. Jadi sejak awal sudah kita damping, dengan tujuan agar banyak tenaga lokal yang terserap di pabrik,” ungkapnya.

Untuk satu kali pelatihan, biasanya diikuti sekitar 60 orang. Dan selanjutnya, para tenaga yang sudah terlatih tersebut, bisa menularkan ilmunya kepada karyawan baru lainnya. Tahun 2025 ini, setidaknya dilakukan pelatihan 4-5 kali, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pabrik rokok di Banyumas.

Caption Foto : Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas, Gatot Eko Purwadi SE. (Foto : Hermiana).

 

Sikronisasi Hasil Produksi

Dinperindag Kabupaten Banyumas menginventarisir, meskipun Banyumas belum dikenal sebagai sentra penghasil tembakau, namun hasil panen tembakaunya cukup banyak, yaitu sampai kisaran 52 ton untuk satu kali panen. Hanya saja, sebagian besar tembakau Banyumas belum dapat diserap oleh pabrik, karena harga yang belum sesuai.

Sebagaimana diketahui, tembakau mempunyai banyak klasifikasi dengan harga yang beragam pula. Sejauh ini, para petani tembakau di Banyumas lebih memilih untuk menjual langsung hasil olahan tembakaunya ke konsumen, karena harga jualnya lebih tinggi. Meskipun perputaran penjualannya tidak secepat jika dijual ke pabrik. Sehingga, perusahaan rokok di Banyumas, sebagian besar mengambil bahan baku dari Magelang, Temanggung dan Kediri, Jawa Timur.

“Sekarang ini, kita sedang coba sinkronisasi antara kebutuhan pabrik dengan hasil panen para petani. Supaya kontuinitas produksi tembakau terjaga dan petani bisa mendapatkan hasil rutin,” kata Gatot.

Industri rokok di Banyumas telah memberikan multiplier effect terhadap perekonomian daerah. Selain menciptakan lapangan pekerjaan, sektor ini juga mendukung kegiatan ekonomi lain di sekitar pabrik. Bahkan, beberapa perusahaan rokok di Banyumas kini sedang mempersiapkan diri untuk melakukan ekspor, membuka peluang pasar yang lebih luas. Dinperindag Kabupaten Banyumas bersama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) juga terus mengedukasi para petani untuk memastikan ketersediaan tembakau yang berkualitas dan terjamin, sehingga industri rokok tetap dapat berkembang dan berkelanjutan.

“Kita juga sedang berupaya mengedukasi para petani, bersama dengan Dinpertan KP, agar siklus ketersediaan tembakau mereka bisa rutin, sehingga pasar tidak sampai kosong dan di sisi lain, petani juga mendapatkan penghasilan yang rutin,” pungkasnya.

Dengan adanya dukungan DBHCHT, pelatihan tenaga kerja, dan upaya sinkronisasi antara kebutuhan pabrik dan hasil pertanian, Kabupaten Banyumas kini semakin siap untuk memperkuat posisinya dalam industri rokok, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Comments are closed.