Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

15 Kelompok Tani di Banyumas Peroleh Bantuan Pupuk, Peralatan Hingga Pelatihan Pengolahan Pascapanen dari DBHCHT

BERITA ADVETORIAL

METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) kembali membawa manfaat signifikan bagi petani di Kabupaten Banyumas. Sebanyak 15 kelompok tani kini dapat memanfaatkan bantuan berupa pupuk, peralatan pertanian, hingga pelatihan pengolahan pascapanen yang bertujuan meningkatkan kualitas hasil panen dan daya saing mereka di pasar.

Kabid Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Yusuf Khanafi, menjelaskan bahwa alokasi DBHCHT untuk sektor pertanian pada tahun 2025 ini mencapai Rp 1.402.615.200. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, memungkinkan lebih banyak petani yang mendapatkan bantuan dan manfaat dari program ini.

“DBHCHT yang kita peroleh tahun ini meningkat, sehingga lebih banyak petani yang bisa mendapatkan bantuan. Tidak hanya petani tembakau, tetapi juga petani komoditas pendukung tembakau, seperti cengkeh, kini turut menerima manfaat,” ujar Yusuf.

Tahun 2025 juga menandai perubahan kebijakan dalam regulasi DBHCHT yang memungkinkan dukungan untuk petani cengkeh dan komoditas lain yang mendukung tembakau. Kebijakan ini sejalan dengan upaya diversifikasi tanaman agar petani dapat memiliki sumber pendapatan lain saat tembakau tidak dipanen.

“Pengalokasian DBHCHT tetap diutamakan untuk petani tembakau, tetapi sekarang juga terbuka peluang untuk petani cengkeh, atau petani tembakau yang juga menanam cengkeh,” jelas Yusuf.

Caption Foto : Kabid Perkebuman dan Perlindungan Tanaman Dinpertan KP Banyumas, Yusuf Khanafi. (Foto : Hermiana).

 

Peningkatan Sektor Pertanian di Banyumas

Banyumas memiliki jumlah petani tembakau yang terus bertambah setiap tahunnya. Data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas menunjukkan pada tahun 2023 terdapat 700 petani tembakau yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), sementara pada 2024 jumlahnya meningkat menjadi 750 petani.

Yusuf menjelaskan bahwa harga tembakau yang kompetitif menjadi daya tarik bagi petani untuk bergabung dalam sektor ini. Hasil tembakau yang diproduksi di Banyumas memiliki kisaran harga yang beragam, mulai dari Rp 60.000 per kilogram hingga mencapai Rp 4 juta per kilogram, tergantung pada kualitasnya.

“Produksi tembakau Banyumas cukup tinggi. Pada 2023, kami mencapai 102 ton. Meski demikian, untuk masuk ke pabrik, petani harus memenuhi standar kualitas tertentu. Oleh karena itu, pelatihan terkait budidaya tembakau dan pengolahan pascapanen menjadi sangat penting agar kualitas tembakau dapat ditingkatkan,” terang Yusuf.

Pada tahun 2025 ini, dana DBHCHT akan dialokasikan untuk berbagai bentuk bantuan dan pelatihan bagi petani, antara lain 130 orang petani akan mengikuti pelatihan mengenai budidaya tembakau hingga pengolahan pascapanen. Selain itu, 15 kelompok tani juga akan mendapatkan bantuan berupa pupuk NPK, pupuk KNO3 (Kalium Nitrat), alat perajang tembakau, alat jemur tembakau, serta pompa air untuk membantu kebutuhan irigasi selama musim kemarau.

Yusuf menambahkan bahwa bantuan DBHCHT memberikan dampak positif yang nyata. “Petani tembakau sangat terbantu dengan adanya DBHCHT. Indikasi konkret yang terlihat adalah bertambahnya jumlah petani tembakau setiap tahun, yang menunjukkan antusiasme petani untuk menanam tembakau sebagai pilihan yang meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.

Dengan adanya berbagai bentuk bantuan dari DBHCHT, petani di Kabupaten Banyumas diharapkan dapat terus berkembang, meningkatkan kualitas hasil panen, dan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui sektor pertanian yang semakin maju.

Comments are closed.