Ada Gokart, Rumah Bertenaga Surya Hingga Produk Pangan Kreatif di Science and Business Fair 2025 Puhua School
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Kreativitas siswa Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua School) Purwokerto tak perlu diragulan lagi. Melalui ajang Science and Business Fair 2025, mereka menghasilkan berbagai inovasi yang menakjubkan, mulai dari mobil balap (gokart), rumah mini bertenaga surya hingga produk pangan kreatif dan lainnya.
Kepala Sekolah Puhua Secondary (SMP-SMA), Arinta Dewi mengatakan, pihaknya terus berupaya memacu kreativitas para siswa, salah satunya melalui ajang Science and Business Fair 2025.
“Kita sangat menyadari pentingnya tahap inovasi sebagai bagian dari bukti pemahaman siswa pada konteks pembelajaran menjadi relevan, tidak sebatas teori yang abstrak saja. Sebab, generasi muda saat ini harus berperan nyata dalam keilmuan yang mereka pahami secara komprehensif,” tuturnya.
Salah satu program tetap di Kaldik (Kalender Pendidikan) Puhua tahun ini yang spektakuler adalah hadirnya Gokart, sebuah mobil balap yang dirakit oleh siswa kelas 11 (Cleo, Nicolleta, Tiffany, Iris dan Heidi). Kelimanya mengumpulkan modal sebesar Rp 6 juta dari hasil berjualan makanan secara online untuk membeli alat dan bahan perakitan mobil racing ini. Material yang serba efisien namun fungsional digabungkan dengan teknik dasar dan prinsip fisika memberikan mereka pengalaman luar biasa saat memecahkan masalah dalam menangani mekanika kendaraan, prinsip desain, sekaligus menerapkan keterampilan manajemen dan kerjasama tim.

Ramah Lingkungan
Sementara itu, kelompok kelas 10 (Pasha, Joseph Evander, Arya dan Devano) merancang sebuah rumah mini bertenaga surya. Mereka membuktikan energi terbarukan menggunakan panel surya dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya konvensional dan menyoroti pentingnya kesadaran lingkungan. Mereka berupaya mengenali potensi sumber daya ramah lingkungan berskala kecil dalam kehidupan sehari-hari.
Garis berkesadaran lingkungan memang jadi sorotan seluruh siswa. Tak heran kelompok kelas 10 lainnya (Grace, evelyn, Natalia, Chroistian Radja, Oliver Caren, dan Aldent) menyoroti peningkatan sampah organik dari kulit buah untuk dijadikan bahan baku bioplastik. Limbah yang mengandung selulosa dan polisakarida ternyata dapat diubah menjadi bahan plastik ramah lingkungan. Kulit pisang dan kulit jeruk yang kaya selulosa diolah dengan sodium alginate, kalsium klorida, serta gliserin dan minyak kelapa agar hasil bioplastik lebih lentur. Penggunaan bahan alami dan terbarukan ini berhasil menggantikan fosil sintesis akibat polusi kresek yang sulit terurai.
Dalam pelestarian keanekagaman hayati, ada dua proyek berbasis pelestarian tumbuhan dengan teknik pengeringan yaitu Herbarium dan Carnivoprous Plants yang berfokus pada 3 jenis tanaman karnivora (venus flytrap, kantong semar, dan sundew). Keduanya sama sama mengeksplorasi keanekaragaman hayati terkait pentingnya pelestarian lingkungan dan mempelajari karakteristik tumbuhan yang ternyata rentan punah di lingkungan yang tidak seimbang.
Penemuan lainnya dalam berbagai ujicoba berbasis teori ilmiah ini ada buchabeary yakni permen berbentuk beruang bertekstur jelly yang dibuat dari fermentasi teh kombucha sehingga citarasa asamnya mampu mewujud lebih bersahabat agar dapat dikonsumsi anak-anak. Kombucha merupakan sumber probiotik penting bagi usus manusia. Tim kelas 11 (Clara Stacia, Felisya Audrey, Grace Nathania, Jessica Irene, dan Nathania Putri) ini ingin menciptakan generasi sehat sebagai gaya hidup melalui produk pangan kreatif.
Di bawah pimpinan Mr. Joko, selaku koordinator proyek dan guru lainnya, para siswa berhasil memamerkan 32 proyek ilmiah. Selain itu, juga ada pula 9 proyek karya siswa Puhua kelas 11 berbasis bisnis berkelanjutan dalam program kampanye Sustainable Development Goals (SDGs). Yaitu sebuah aplikasi berbasis jaringan antara pengguna dan penjahit lokal di berbagai wilayah untuk mengurangi sampah fashion dengan menghubungkan pakaian lama, rusak, ketinggalan zaman dan kekecilan ke dalam konsep ‘renewing’ pakaian. Karya inovatif ini dihasilkan oleh Heidi Lovenz, Nathania Chrysilla, Jessica Fiona, Reginald Wilbert, dan Ricardo Jovan.
Di bidang pertanian, aplikasi berbasis informasi terstruktur untuk menolong petani menentukan harga panen, kebutuhan pasar, hingga pengetahuan baru di bidang pertanian yang diakses melalui agritech berbasis data olahan dari kecerdasan buatan atau artificial inteligence dan diaktivasi melalui sosialisasi antarkomunitas juga dirancang dengan keren dan komprehensif oleh Jovanka, Renatta, Felisya, Steven, dan Kevin Henz.
Business Fair yang dikoordinatori oleh Ms Titis Filaeli selaku guru bisnis juga mendorong siswa menciptakan pemanis alami dari singkong yang bahan baku utamanya banyak tersebar di wilayah Indonesia. Dengan semangat mendorong olahan singkong lebih kreatif, ide bisnis gula alami berbahan singkong ini menjadi salah satu kampanye hidup lebih sehat dari kelompok Vanessa, Christalya, Michelle Charisse, Timothy Edward, dan Andre.
Comments are closed.