Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Penanganan Banjir Masih Jadi Prioritas Kota Semarang di Tahun 2025

METROJATENG.COM, SEMARANG – Tahun 2025 ini, Pemkot Semarang masih memprioritaskan penanganan banjir untuk menegaskan komitmen menciptakan kota metropolitan yang maju, layak huni, dan berkelanjutan. Dalam kerangka 30 proyek strategis menuju 2025, pengendalian banjir menjadi pilar penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus menjaga stabilitas ekonomi kota.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, Budi Prakosa mengatakan, dalam upaya penanganan banjir, proyek pengendalian banjir dirancang secara kolaboratif oleh berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan didukung oleh Pemerintah Pusat.

“Sebagai bagian dari National Urban Flood Resilience Project (NUFReP), kami telah merancang beberapa proyek strategis, termasuk pengendalian banjir Plamongan Hijau. Ini bukan hanya proyek teknis, tetapi juga solusi berkelanjutan untuk mengurangi risiko banjir yang kerap melanda wilayah perkotaan,” terangnya.

Lebih lanjut Budi Prakosa memaparkan, proyek pengendalian banjir mencakup beberapa inisiatif,diantaranya pembangunan Kolam Retensi di Plamongan Hijau, penyediaan kapasitas penyimpanan air sebesar 500.000 meter kubik untuk meredam limpasan hujan, optimalisasi Sistem Pompa Air dan penambahan unit pompa dengan kapasitas total 2.500 liter per detik di titik rawan banjir seperti Semarang Utara dan Timur.

Selain itu, ada pembangunan Bendung Kanal Banjir Barat yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas saluran air hingga 30% dan mengurangi genangan di kawasan strategis.

“Kita juga akan melakukan rehabilitasi drainase perkotaan, dimana sistem drainase modern dirancang dengan anggaran Rp1,8 triliun untuk memastikan aliran air yang lebih efisien,” tuturnya.

Pengendalian banjir tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kerugian material, tetapi juga mendukung produktivitas kota. Dari data Dinas Pekerjaan Umum menunjukkan, bahwa banjir pada 2024 menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp 850 miliar, termasuk kerusakan infrastruktur, hilangnya produktivitas kerja dan penurunan kualitas hidup masyarakat.

Comments are closed.