Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Sepanjang 2024, Dinpertan KP Banyumas Optimalkan Peningkatan Berbagai Irigasi Hingga Penguatan Kelembagaan Petani

METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Berbagai upaya telah dilakukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas untuk mewujudkan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengaj (RPJPD) Kabupaten Banyumas Tahun 2005-2025, yaitu ‘Banyumas 2025 Sejahtera, Mandiri, Maju dan Berdaya Saing serta Lestari’. Mulai dari penguatan pengelolaan pangan, meningkatkan pemerataan distribusi produksi komoditas pangan, pengelolaan cadangan pangan, penguatan kelembagaan petani dan lain-lain. Pokok-pokok kebijakan tersebut diimplementasikan dalam berbagai strategi di bidang pertanian.

Kepala Dinpertan KP Kabupaten Banyumas, Ir. Jaka Budi Santosa MM mengatakan, produktivitas padi mengalami peningkatan, meskipun tidak terlalu banyak. Hal tersebut karena adanya support dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat. Dimana Kementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi dengan TNI menghadirkan pompa hidram di Kecamatan Rawalo yang mengairi 165 hektar lahan petani. Keberadaa pompa hidram tersebut, membuat petani di tiga desa, yaitu Desa Tambaknegara, Rawalo dan Sanggreman bisa meningkatkan produksi pertanian, karena bisa panen lebih dari sekali.

“Dengan dibangunnya pompa hidram, kemudian ada juga irigasi perpompaan, perpipaan, membuat beberapa area sawah tadah hujan bisa panen dua kali. Sementara untuk Tahun 2024 ini, musim kemarau berjalan cukup panjang”, terangnya.

Jaka memaparkan, Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) juga berjalan, dimana masyarakat sudah lebih banyak yang memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam, bahkan banyak pula yang membuat green house. Kadinpertan mencontohkan keberadaan green house budidaya buah melon di Cilongok, mampu mematahkan mitos bahwa pertanian identic dengan panas dan kotor.

“Bermunculannya green house ini, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi petani muda. Sistem pertanian smart farming yang tersistematis, dengan penyemprotan menggunakan drone, menjadikan dunia pertanian menjadi menarik bagi generasi muda dan ini sangat positif”, tuturnya.

Caption Foto : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas menggelar evaluasi kegiatan peningkatan bahan baku tembakau dan peningkatan kelembagaan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Banyumas. (Foto : Dok.Dinpertan KP Banyumas).

 

Perkuat Kelembagaan

Dalam hal peningkatan kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian di kecamatan dan desa, serta penguatan kelembagaan petani, berbagai pelatihan telah dilakukan Dinpertan KP Banyumas. Salah satunya adalah peningkatan kelembagaan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Banyumas yang digelar pada awal Desember lalu.

Kabid Perkebuman dan Perlindungan Tanaman Dinpertan KP Banyumas, Yusuf Khanafi mengatakan, keanggotaan APTI di Banyumas cukup banyak, yaitu mencapai 700 an petani yang tersebar di Kecamatan Lumbir, Wangon, Jatilawang, Rawalo, Kemranjen, Sumbang dan Kalibagor.  Dengan luas lahan tembakau di Banyumas 160,96 hektar.

“Melihat peluang tebakau di pasaran yang masih sangat luas, maka kita dorong para petani untuk menanam tembakau. Dan APTI sebagai lembaga yang menaungi para petani tembakau juga harus dikuatkan, dengan diberikan pemahaman mengenai prinsip-prinsip organisasi, Menyusun program kerja dan sebagainya”, tegasnya.

Sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan, Dinpertan KP Kabupaten Banyumas juga menggelar pelatihan tematik untuk para petani di 12 kecamatan. Pelatihan ini mengambil tema yang berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi wilayah setempat.

Pelatihan tematik tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan kelompok tani yang disesuaikan dengan potensi masing-masing wilayah. Dimana ujungnya adalah peningkatan ketahanan pangan di Banyumas.

“Diharapkan, setelah selesai pelatihan, para petani mendapatkan ilmu yang bisa langsung dterapkan di lapangan dan menjadi pioner untuk para petani berikutnya”, kata Kepala Dinpertan KP Banyumas.

Caption Foto : Dinpertan KP Banyumas membangun 19 dapur sehat gula untuk beberapa petani gula kepala di Desa Kalisalak dan Desa Sawangan, Kecamatan Kebasen, (Foto : Dok.Dinpertan KP Banyumas).

 

Gula Kelapa

Salah satu produksi pertanian Banyumas yang cukup populer dan sudah merambah pasar eksport adalah gula kelapa. Karenanya, Dinpertan KP Banyumas membangun 19 dapur sehat gula untuk beberapa petani gula kepala di Desa Kalisalak dan Desa Sawangan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Para petani saat ini sudah bisa menggunakan dapur tersebut untuk kegiatan produksinya. Hasilnya, produksi semakin lancar dengan dukungan dapur berserta sarana pendukungnya.

Kabid Penyuluhan dan Bina Usaha Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas, Didik Suryadi mengatakan, dari hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan Dinpertan KP, pembangunan dapur sudad selesai dan petani sudah melakukan aktivitas produksi di dapur baru tersebut.

“Pembangunan dapur sehat gula sudah terlaksana dan sudah dimanfaatkan petani untuk produksi gula kelapa”, terangnya.

Lokasi pembangunan dapur sehat yang sudah selesai antara lain dapur milik Putri di RT 01/RW 12, Desa Kalisalak yang setiap harinya kini menghasilkan sekitar 5 kilogram gula cetak dari 20 pohon. Kemudian dapur milik Paryono di RT 01/RW 12, Desa Kalisalak yang sudah memproduksi lebih dari 3 kilogram gula cetak dari 12 pohon dan dapur milik Margono yang berlokasi di RT 01/RW12 Desa Kalisalak yang memproduksi 3 kilogram gula cetak setiap harinya dari 15 pohon.

Peningkatan kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian di kecamatan dan desa juga terus dilakukan sepanjang Tahun 2024. Begitupun dengan pemberdayaan masyarakat dalam penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, penyediaan infrastruktur dan seluruh pendukung kemandirian pangan sesuai kewenangan daerah kabupaten/kota, penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) terhadap tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Pengelolaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) hingga pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan irigasi. (ADV)

 

Comments are closed.