METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Meskipun musim kemarau tahun ini cukup panjang, namun produksi padi di Kabupaten Banyumas mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Di tengah cuaca ekstrem, sepanjang Tahun 2024 ini, produksi padi di Banyumas mencapai 375.511 ton.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas, Ir. Jaka Budi Santosa M.M mengatakan, produksi padi pada tahun ini mengalami peningkatan cukup besar dan mendekati target akhir rencana strategis (renstra) sebesar 376.000 ton.
“Produksi padi tahun ini cukup bagus, sehingga memberikan kontribusi pada peningkatan produksi tanaman pertanian secara umum, serta meningkatkan ketahanan pangan kita”, terangnya.
Sebagai perbandingan, pada Tahun 2021, produksi padi mencapai angka tertinggi dalam lima tahun terakhir, yaitu sampai dengan 376.082,7 ton. Capaian tersebut bahkan melampaui target renstra sebesar 376.000 ton. Namun, pada Tahun 2022, produksi padi menurun, karena lahan yang puso mencapai 1.018 hektar dan 999 hektar diantaranya puso akibat banjir, sisanya akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
“Tahun 2022, terjadi banjir yang cukup berdampak signifikan terhadap hasil pertanian kita, sehingga produksi padi menurun, karena banyak area persawahan yang puso ataupun terkena serangan OPT”, kata Jaka.
Lebih lanjut Kadinpertan KP memaparkan, berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang dimaksud dengan ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Dalam hal ini, meningkatnya ketersediaan pangan diukur dari sisi cadangan pangan, dengan indikator persentase ketersediaan pangan utama (tersedianya cadangan beras/jagung sesuai kebutuhan).
“Dan untuk Kabupaten Banyumas, dari target 97% realisasi sebesar 104,37% dengan capaian 107,60% dan masuk kategori sangat baik”, ungkapnya.

Akses Pangan
Sementara itu, terkait akses pangan yang juga merupakan aspek penting dalam mewujudkan ketahanan pangan, berbagai upaya juga sudah dilakukan Dinpertan KP Banyumas. Dalam mengantisipasi serta mengatasi lonjakan harga pada komoditas pangan strategis, Dinpertan KP Banyumas mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebanyak tiga kali, serta menggelar pasar murah dua kali.
Kegiatan tersebut memberikan kontribusi dalam menekan kenaikan harga mengingat harga cabai yang merupakan komoditas pertanian sempat mengalami kenaikan yang tinggi.
Selain itu dalam menjamin akses pangan bagi masyarakat didaerah rawan pangan, didukung dengan Program Penanganan Daerah Rawan Pangan. Untuk mengatasi kenaikan harga pangan strategis khususnya beras yang cukup tinggi, yang menyebabkan tidak terjangkaunya pangan bagi masyarakat di daerah rawan pangan, Dinpertan KP melaksanakan pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) berupa beras sebanyak 10,5 ton. Beras ini dibagi dalam 2.100 paket yang dibagikan kepada masyarakat di desa rawan pangan.
“Tujuannya untuk meningkatkan akses pangan, didukung sasaran strategis meningkatnya penanganan daerah rawan pangan”, pungkasnya. (ADV)
Comments are closed.