Tingkatkan Literasi Kebencanaan, BPBD Banyumas Gandeng BMKG Gelar Sekolah Lapangan Iklim
METROJATENG.,COM PURWOKERTO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas bersama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah menggelar Sekolah Lapangan Ilklim (SLI). SLI dilaksanakan untuk meningkatkan literasi para perangkat, babinsa, bhabinkamtibmas dan lainnya, terkait kebencanaan hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya BPBD Bayumas untuk meningkatkan kesiapan petugas di desa/kelurahan dan kecamatan dalam mitigasi bencana.
“Selain pengetahuan terkait hidrometeorologi, petugas di lapangan diharapkan juga memahami tentang informasi kebencanaan, bagaimana informasi tersebut bisa cepat diperoleh dan valid”, jelasnya.
Dalam paparannya Kalaksa BPBD Banyumas menjelasan tentang tugas, fungsi dan tanggung jawab Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops), yaitu sebagai unit pemantau yang siap memberikan dukungan data, informasi secara rutin, hingga analisisnya dalam pengambilan keputusan saat prabencana, tanggap darurat dan pascabencana. Informasi dan data tersebut sangat penting baik sebagai informasi rutin, maupun dukungan saat terjadi kondisi tanggap darurat.
“Pusdalops memiliki fungsi untuk menerima, mengolah dan mendistribusikan informasi kebencanaan, serta memberikan peringatan dini kepada instansi terkait maupun masyarakat dan dalam kondisi tanggap darurat, Pusdalops menjadi fasilitator pengerahan sumber daya agar penanganan bencana berjalan dengan cepat, tepat, efisien dan efektif. Pusdalops juga berperan sebagai koordinator dan sinkoronisasi pelaksanaan penanggulangan bencana”, terangnya.
Budi Nugroho juga menyampaikan pentingnya data dalam penanggulangan bencana, dalam upaya pencegahan dan kesiapsiagaan, data diperlukan untuk mengetahui tingkat ancaman, kerentanan dan risiko bencana, sehingga bisa Menyusun rencana kontijensi. Data juga dibutuhkan agar operasi tanggap darurat berjalan sesuai data yang akurat, serta pemberian bantuan tepat sasaran dan merata.
“Dalam proses rehabilitasi dan rekontruksi, data yang akurat akan membantu proses recovery dan build back better dengan prinsip pembangunan berkelanjutan”, ungkapnya.
Bencana Hidrometeorologi
Sementara itu, dari BMKG menerangkan terkait bencana hidrometeorogi, yaitu bencana yang diakibatkan oleh parameter meteorologi seperti angin, curah hujan, kelembahan dan temperature. Misalnya, kekeringan, badai petir, angin putting beliung, banjir, angin kencang serta longsor.
BMKG juga memberikan pemahaman tentang informasi iklim, kriteria intensitas hujan, sifat-sifat hujan, zona musim, hingga perubahan iklim secara global.
“Mencermati kondisi perubahan iklim sekarang ini, sebisa mungkin harus dilakukan pencegahan, antara lain dengan cara menghemat penggunaan listrik, karena akan mengurangi panas bumi, kemudian menghemat pemakaian air, menggunakan kendaraan umum karena akan mampu mengurangi gas karbon monoksida, mengurangi pemakaian gas aerosol, seperti pembasmi hama, pengharum ruangan semprot dan lainnya, serta biasakan hidup ramah lingkungan, seperti menanam pohon, mengolah sampah dan menggunakan produk yang ramah lingkungan”, pesannya.
Langkah mitigasi perubahan iklim juga harus dilakukan, seperti pengelolaan biogas, penanaman lahan tanpa bakar, pengelolaan limbah rumah tangga, pengelolaan sampah terpadu, pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta penerangan jalan umum dengan menggunakan tenaga surya. (ADV)