Ribuan Ikan di Jala Apung Waduk Gajahmungkur Wonogiri Mati, Kerugian Mencapai Miliaran Rupiah
METROJATENG.COM WONOGIRI – Ribuan ikan nila yang dibudidayakan di jala apung perairan Wadukg Gajahmungkur Wonogiri mati karena disebabkan faktor cuaca. Atas kejadian ini, kerugian para pembudidaya ikan di jala apung diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
‘’Peristiwa ini dirasakan para pembudidaya mulai dua hari lalu,’’ kata Budi Hardono, salah satu pembudidaya ikan nila jaring terapung Waduk Gajahmungkur Wonigiri, Senin (5/11).
Ketika ditanya kira-kira berapa ton ikan nila yang mati, Budi tak bisa menjelaskan, namun untuk kerugian yang diderita para pembudidaya totalnya bisa mencapai miliaran rupiah.
‘’Untuk jumlah ikan yang mati, saya kurang tahu karena saya tidak tahu datanya. Namun bila ikan itu tidak mati, per petak bisa menghasilkan uang sekitar 12 juta rupiah. Padahal setiap pembudidaya memiliki lebih dari 20 petak. Di sini dulu ad 200 orang pembudidaya namun sekarang yang masih produktif tinggal 70-an orang,’’ kata Budi.
Menurut hitungan kasar, masih lanjut Budi, per pembudidaya menderita kerugian sekitar 240 juta rupiah, kalau ada 70 orang, tetidaknya total kerugian mencapai 16,8 miliar rupiah.
Disinggung soal upaya yang telah dilakukan, Budi mengaku pasrah karena itu faktor alam. ‘’Andai kita pasang airator oksigen, justru akan menamba besar kurugian yang ditanggung karena harus menggunakan tenaga diesel. Kalau dipasang model penggerak angin, la ini permasalahannya tidak ada angin, air cukup tenang tidak ada pergerakan air, sehingga air statis ikan jadi kekurangan oksigen,’’
Budi juga menjelaskan, ikan nila yang mati ini mayoritas ikan konsumsi yang biasa disuplay ke rumah makan. ‘’Untuk pengepul ikan nila di Solo umumnya mempunyai stok berlimpah karena ikan nila dari Waduk Kedung Ombo juga banyak. Pembudidaya ikan di Kedung Ombo banyak yang menjual ikan sebelum panen karena takut merugi, takut terkena musibah ikan mati,’’ jelas Budi