DJP Serahkan Tersangka Faktur Pajak Fiktif ke Kejaksaan Semarang
Rugikan Negara Rp3,7Miliar
METROJATENG.COM, SEMARANG – Tim Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Direktorat Penegakan Hukum Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menyerahkan tersangka kasus faktur pajak fiktif berinisial HBW kepada jaksa penuntut umum Kejaksaan Agung Republik Indonesia di Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Semarang, Rabu, (9/10).
Penyerahan tersangka ini sekaligus penyerahan barang bukti tindak pidana
di bidang perpajakan. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan Tim PPNS Kanwil DJP Jawa Tengah I.
Tersangka HBW, direktur PT BPE hadir memenuhi panggilan penyidik DJP untuk dilakukan penyerahan tanggung jawab tersangka dan barang bukti (Tahap II). Pada pelaksanaan kegiatan ini tim penyidik DJP didampingi oleh tim dari Korwas PPNS Bareskrim Polri dan Polda Jawa Tengah.
PT BPE yang dipimpin oleh HBW melakukan usaha terkait agen transportir BBM yaitu Solar. Tersangka HBW diduga kuat dengan sengaja menerbitkan faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi sebenarnya.
Akibat perbuatan tersangka diduga telah
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara sekurang-kurangnya Rp3.777.248.055. Perbuatan pidana tersebut dilakukan tersangka periode Januari 2018 hingga Mei 2019.
Akibat perbuatannya tersangka dijerat Pasal 39A huruf a jo. Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang.
Sebagai konsekuensi dari perbuatannya, tersangka HBW diancam hukuman pidana minimal dua tahun dan maksimal enam tahun penjara serta didenda paling sedikit dua sampai dengan enam kali jumlah pajak dalam faktur pajak.Tersangka HBW saat ini dititipkan pada Kejaksaan Negeri Semarang untuk dilakukan proses peradilan.
Selain melakukan penyerahan tersangka, Tim Penyidik telah melakukan pemblokiran atas aset yang
dimiliki oleh tersangka. Aset tersebut antara lain sebidang tanah dan bangunan diatasnya seluas 160m2 dengan nilai berdasarkan hasil penilaian tim penilai Kanwil DJP Jawa Tengah I berkisar Rp885 juta. Hal ini dilakukan sebagai upaya pengembalian kerugian pada pendapatan negara.
Secara terpisah, Kepala Bidang P2Humas Kanwil DJP Jawa Tengah I Bayu Setiawan menyatakan, kegiatan ini merupakan salah satu komitmen DJP dalam menegakan keadilan.
“Betul ada kegiatan penyerahan tersangka, tujuannya adalah selain memberikan efek jera kepada
para pelanggar hukum juga merupakan bentuk komitmen untuk menegakan keadilan,” ungkap Bayu.
Ia juga menyatakan, DJP tidak serta merta melakukan penindakan hukum tanpa adanya cara persuasif yang dilakukan.
“Sebelumnya wajib pajak telah diberi edukasi hingga konseling, namun yang bersangkutan ternyata malah melanggar pidana, sehingga harus dilakukan upayapenegakan hukum hingga tahap ini.” pungkasnya.
Keberhasilan tim penyidik Direktorat Penegakan Hukum dalam menangani tindak pidana di bidang perpajakan merupakan wujud koordinasi dan sinergi antar aparat penegak hukum yang telah dilakukan oleh DJP, Kejaksaan Agung, Korwas PPNS Bareskrim Polri, Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah dan Kejari Kota Semarang. Keberhasilan ini sekaligus menunjukkan keseriusan DJP dalam melakukan penegakan hukum di bidang perpajakan demi terciptanya efek jera bagi pelaku dan efek gentar bagi masyarakat dan juga untuk mengamankan penerimaan negara serta memulihkan kerugian pada pendapatan negara. (tya)