Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

BRIDA Kaltim Jajaki Peluang Bisnis Bahan Baku Jamu dan Pengelolaan Bumdes Bersama Sido Muncul

0

 

METROJATENG.COM, SEMARANG– Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalimantan Timur, melakukan penjajagan peluang bisnis bahan baku jamu dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dengan Sido Muncul. Hal ini dikarenakan Kaltim kaya akan tanaman obat, seperti kunyit hitam, bawang dayak , kayu bajakah dan lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku jamu.

Kabid Bidang Sosial dan Pemerintahan BRIDA Kalimantan Timur Endang Sugianti menyampaikan hal tersebut saat mengunjungi pabrik PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, di Bergas Kabupaten Semarang, Selasa (25/6/2024).

Rombongan yang terdiri dari para periset BRIDA dan Akademisi dari Universitas Mulawarman diterima langsung oleh Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat, juga berkesempatan  berkeliling pabrik dan melihat langsung proses produksi produk Sido Muncul. Rombongan kagum kagum dengan pabrik Sido Muncul yang besar dan bersih.

Pada kesempatan ini  Endang Sugianti, menyampaikan keinginan BRIDA Kalimantan Timur,  untuk menjajaki kerjasama dalam bidang penyediaan bahan baku jamu, mengingat di Kaltim  sangat kaya akan tanaman obat. Selain tumbuh liar, banyak tanaman obat yang dibudidayakan seperti kunyit hitam dengan nilai jual yang sangat tinggi, bahkan bisa mencapai Rp 4 juta per kg sangat mudah untuk dibudidayakan masyarakat. Namun potensi yang bahan baku jamu yang melimpah  di Kaltim belum dimanfaatkan secara maksimal  oleh masyarakat desa.

“Melihat pabrik Sido Muncul yang besar ini, kami ingin menjajaki apakah ada potensi dari Kaltim untuk mensuplai bahan baku bagi industri jamu di Sido Muncul ini.  Kami melihat Sido Muncul memiliki banyak  produk unggulan yang dibuat dari tanaman obat Àdi indonesia,” katanya.

Kunjungan – Rombongan BRIDA Kaltim dan akademisi Universitas Mulawarman berkesempatan mengunjungi pabri Sido Muncul di Bergas Ungaran. (tya)

 

Dijelaskan, Kaltim memiliki memiliki banyak bahan baku jamu yang tumbuh di hutan. Ada bahan baku bawang dayak, pasak bumi, kunyit putih, kunyit hitam, kayu bajaka, dan lainnya yang tidak ada di daerah lain.

“Kami ingin ada model kerjasama pemanfaatan potensi bahan baku untuk jamu ini, sekaligus pemberdayaan BUMDES di Kaltim dengan model jamu, yang bisa dikerjasamakan dengan Sido Muncul,” jelasnya.

Menurutnya, potensi bahan baku akan diklasterisasikan di setiap BUMDES, untuk kemudian juga diadakan riset saintifikasi jamu. Harapannya ke depan juga bisa memberikan penghasilan bagi BUMDES.

“Jadi nanti dari BRIDA yang akan melakukan risetnya, dan eksekusinya oleh Perusda, karena di Kaltim sendiri ada 1.037 desa dari 7 kabupaten,” ungkapnya.

Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul.Tbk, Irwan Hidayat menyambut baik kunjungan dari BRIDA Kaltim. Menurutnya, ada dua hal penting yang perlu dilakukan BRIDA Kaltim terkait potensi bahan baku yang ada di Kaltim.

Dua hal yang penting itu adalah BRIDA Kaltim perlu melakukan  uji toksisitas  tanaman obat. Pasalnya Indonesia memiliki 28 ribu lebih tanaman obat . Dari jumlah tersebut yang sudah diuji toksisitas oleh  BPOM baru 350.

“Saya usul BRIDA Kaltim dapat melakukan uji toksisitas bersama BPOM untuk bahan baku jamu diluar yang sudah dilakukan uji toksisitas oleh BPOM. Hasil risetnya terkait kandungan, dan manfaatnya bisa diserahkan dulu ke BPOM, dan ini akan memperkaya daftar bahan baku jamu,” ujarnya.

Dicontohkan, BRIDA bisa meriset dulu produk saintifikasi awal, misal kayu pasak bumi kandungannya apa saja dan untuk apa manfaatnya. Nanti hasil risetnya serahkan ke BPOM. supaya dimasukkan ke daftar bahan jamu yang bisa digunakan.

“Hasil riset tersebut  nanti juga ada uji sertifikasinya juga,” tambah Irwan.

Diskusi – Rombongan BRIDA Kalitim tengah melakukan diskusi dengan Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat, tentang peluang bisnis bahan baku jamu dan pengelolaan BUMDES , di pabrik Sido Muncul. (tya)

 

Sedangkan untuk pengelolaan BUMDES, Irwan mengaku, jika regulasi mengijinkan  untuk memberikan hasil yang optimal bisa dibelikan properti sebagai investasi. Selain memberikan aset juga akan memberikan hasil yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

“Kalau BUMDES berkeinginan mengelola bahan baku jamu untuk dipasok ke Sido Muncul, saya kira terlalu jauh, dan tidak cocok dengan biaya transportasi yang mahal. Mungkin untuk pengembangan BUMDES bisa mencari ide investasi seperti properti. Itupun kalau regulasinya memperbolehkan,” tandasnya.

Bila regulasi mengijinkan dana BUMDES untuk investasi property, lanjut Irwan akan sangat bagus. Karena dari investasi properti ini diharapkan mampu memaksimalkan BUMDES. (tya)

Leave A Reply

Your email address will not be published.