Dorong UMKM Naik.Kelas, BI Gencarkan Penggunaan QRIS
Targetkan Penambahan 2,3 juta Pengguna QRIS di Tahun 2023
METROJATENG.COM, SEMARANG – Bank Indonesia terus menjaga stabilitas dan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Pada 2022, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat.
Pesatnya penggunaan keuangan digital ini karena BI tidak pernah berhenti dalam melakukan edukasi ke masyarakat untuk menggunakan uang digital. Selain itu peningkatan ini juga ditopang oleh kenakan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, luasnya dan mudahnya sistem pembayaran digital, serta cepatnya digital banking.
Pengguna QRIS di Jawa Tengah tahun 2022 tercatat terakselerasi 301,79% (yoy), yaitu menjadi 3.040.856 pengguna QRIS atau bertambah 2,2 juta pengguna baru. . Tahun ini penggunaan QRIS ditargetkan bertambah 2,3 juta pengguna.
” Kami juga sangat mendukung UMKM di Jateng untuk menggunakan uang digital dalam bertransaksi. Hasilnya 90,61 persen UMKM di Jateng sudah menggunakan uang digital, terdiri dari 58,48 persen usaha Mikro, Lalu kelas kecil 25,57 persen dan menengah ada 6,55 persen, kelas besar 3,99 persen,” ujarnya.
Bank Indonesia hingga saat ini terus menggerakkan penggunaan QRIS baik untuk UMKM. Ke depan.Bi juga akan.menggencarkan penggunaan QRIS ke pondok pesantren dan sekolah-sekolah lainnya.
“Bagi UMKM, penggunaan QRIS akan mampu membuat UMKM naik kelas. Sistem pembayaran dengan QRID aktivitas transaksi atau penjualan dapat dilihat. Karena data penjualan akan penjualan tersimpan dan bank bisa memantau, ada tidaknya peningkatan usaha dapat dilihat, sehingga bila terjadi peningkatan bank bisa memberikan modal tambahan, sehingga UMKM akan naik kelas,” jelas Rahmat.
Sementara itu, transaksi e-commerce melalui bill pay juga tercatat membaik dengan tumbuh sebesar 10,66% (yoy). Uang Elektronik di Jawa Tengah juga naik sebesar 48,98% (yoy). Realisasi peredaran uang pada 2022 sebesar 30,6 triliun atau tumbuh sebesar 14,18% (yoy). (tya)