Jelang Ramadan BI jateng Pastikan Stok Pangan Aman
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Pada 2022 diperkirakan Capai 4,6% - 5,4%
METROJATENG.COM,SEMARANG – Kepala Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra memastikan stok pangan aman dan inflasi menjelang Ramadhan 2022 terjaga dengan baik. BI bersama Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng akan langsung kerja cepat memastikan tidak terjadi inflasi yang mengkhawatirkan,meski ada sejumlah permintaan komoditas yang meningkat.
menyinggung soal peningkatan permintaan minyak goreng tidak terlalu memberikan dampak siginifikan dalam peningkatan inflasi. Sedangkan untuk volatil food atau bahan makanan diharapkan tidak terlalu bergejolak.
“Stok pangan di Jateng sejauh ini masih sangat aman,dan belum ditemukan adanya penimbunan komoditas tertentu yang dapt menggangu pasakon di pasaran.” tegasnya.
Guna menjag kestabilan harga, BI bersama TPID Jateng akan turun ke pasar-pasar untuk melakukan pemantauan rutin dan memastikan harga dan pasokan kebutuhan pokok aman menjelang ramadan. Selain melakukan pemantauan langsung BI juga akan menyediakan uang kartal yang cukup bagi masyarakat sekitar Rp 12 triliun – Rp 15 triliun. Jumlah tersebut kembali normal seperti di tahun 2019, mengingat Omicron sudah landai.
Dijelaskan dengan berbagai perkembangan dan asumsi, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2022 diperkirakan di kisaran 4,6% – 5,4% (yoy), lebih baik dibandingkan 2021 (3,32%; yoy). Hal ini didorong oleh akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, stimulus kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait lainnya yang terus berlanjut, serta perbaikan perekonomian global yang akan meningkatkan ekspor luar negeri Jawa Tengah.
Dukungan bantuan sosial yang berlanjut di 2022, peningkatan aktivitas industri pengolahan, disertai perbaikan upah minimum, akan menjadi motor penggerak konsumsi masyarakat dan peningkatan permintaan domestik. Jawa Tengah yang memiliki kawasan industri terpadu, akan menjadi penarik investor dalam merelokasi pabrik maupun investasi teknologi terkini. Kinerja investasi diperkirakan juga meningkat, ditopang oleh investasi pemerintah dan swasta.
Meskipun demikian, prospek pertumbuhan ekonomi tersebut masih dibayangi oleh beberapa risiko baik global maupun domestik yang perlu diantisipasi. Berbagai risiko tersebut antara lain Percepatan normalisasi kebijakan pada beberapa bank sentral negara utama seperti AS dan Eropa, yang memunculkan risiko terkait dengan imported inflation seiring dengan ketidakpastian baru bagi pasar keuangan global. Permasalahan geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang diperkirakan akan berlangsung cukup lama.
Meskipun dari perspektif perdagangan, kontribusi Ukraina dan Rusia relatif tidak signifikan terhadap total perdagangan Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Namun demikian, spillover akan lebih dirasakan apabila perdagangan dan perekonomian negera-negara besar yang menjadi mitra dagang utama Jawa Tengah seperti AS, Jepang, dan China ikut terpengaruh secara signifikan. (tya)