Air Mata Haru di Wonosobo: Saat Mimpi Anak Miskin Mulai Diperjuangkan
METROJATENG.COM, WONOSOBO — Di sebuah ruang sederhana Balai Latihan Kerja (BLK) Wonosobo, suasana haru tak terbendung. Air mata para orang tua tumpah ketika Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, datang menyapa mereka satu per satu. Di hari libur nasional yang biasanya dihabiskan bersama keluarga, Gus Ipul memilih berada di tengah rakyat, mendengarkan, mencatat, dan memberi harapan.
Kunjungan itu bukan sembarang kunjungan. Ia menandai babak baru dalam pendidikan inklusif, peluncuran Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif berani untuk menjangkau anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Wonosobo menjadi salah satu dari 100 titik awal pelaksanaan program ini di seluruh Indonesia.
“Ini bukan sekadar sekolah. Ini adalah upaya memulihkan mimpi yang selama ini terkubur oleh kemiskinan,” ujar Gus Ipul dengan suara tenang namun penuh tekad. Ia menegaskan, program ini lahir dari gagasan besar Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan bahwa tak satu pun anak negeri tertinggal dari pembangunan karena alasan ekonomi.
100 Anak, 100 Harapan
Sebanyak empat rombongan belajar (rombel) jenjang SMA, sekitar 100 siswa akan menjadi pionir Sekolah Rakyat di Wonosobo. Mereka adalah anak-anak dari keluarga yang masuk dalam Desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang selama ini berada di garis terdepan kemiskinan.
Salah satunya adalah Nadya Aurora Salsabila, 16 tahun. Sang ibu, Sri Hartati, tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan harapannya. “Saya cuma ingin anak saya bisa belajar seperti anak-anak lain, bisa membanggakan kami,” ucapnya dengan suara bergetar.
Sekolah Rakyat bukan hanya menyediakan pendidikan, tapi juga lingkungan berasrama yang mendukung tumbuh kembang anak. Dengan pendekatan kurikulum yang menyatukan akademik, karakter, dan keterampilan vokasi, program ini menyiapkan generasi muda yang tidak hanya pintar, tetapi juga tangguh dan mandiri secara ekonomi.
“Sekolah ini dibangun oleh semangat kolaborasi. Di baliknya ada banyak kementerian, banyak tangan yang bekerja,” ungkap Gus Ipul.
Mendampingi Gus Ipul, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengumumkan komitmen besar Pemkab Wonosobo akan membeli lahan seluas 8 hektare untuk membangun kompleks Sekolah Rakyat permanen dari jenjang SD hingga SMA.
“Mulai tahun ini, tidak boleh ada lagi anak Wonosobo yang tidak bisa sekolah karena miskin. Titik,” tegas Afif.
Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan, ini adalah gerakan nasional melawan ketidakadilan struktural. Sebanyak 65 sekolah akan mulai beroperasi pada Juli 2025, sementara 35 titik lainnya sedang dipersiapkan. Wonosobo menjadi saksi awal, tempat tangis haru menjadi tanda lahirnya masa depan yang lebih adil.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.