Sekolah Swasta Jateng Antusias Dukung Program Gratis untuk Siswa Tak Mampu
METROJATENG.COM, SEMARANG – Langkah inovatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menggandeng sekolah swasta untuk memperluas akses pendidikan gratis disambut penuh semangat oleh sejumlah lembaga pendidikan. Melalui program Sekolah Kemitraan, sebanyak 139 SMA dan SMK swasta di Jateng resmi menjadi mitra pemerintah untuk mendidik siswa dari keluarga tidak mampu tanpa pungutan biaya.
Program ini tidak hanya menjadi solusi konkret mengatasi keterbatasan daya tampung sekolah negeri, tetapi juga menjadi angin segar bagi sekolah swasta yang ingin berkontribusi lebih luas pada masyarakat.
Salah satu sekolah yang menyambut hangat program ini adalah SMA Mardisiswa Banyumanik, Semarang. Kepala sekolah Marwulandari Sayekti mengungkapkan rasa bangganya karena ditunjuk sebagai salah satu mitra oleh Pemprov Jateng.
“Saya sangat bangga dan senang karena kami dipercaya ikut mendidik generasi muda dari keluarga tidak mampu,” ungkapnya.
Melalui program ini, setiap siswa jalur kemitraan akan mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 2 juta per tahun, yang dananya berasal dari APBD. Calon penerima berasal dari jalur afirmasi dan telah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Wulan, sapaan akrabnya, berharap program ini tak hanya memberikan peluang belajar bagi siswa miskin, tetapi juga bisa meningkatkan jumlah peserta didik di sekolahnya. “Kami harap ini jadi titik balik agar SMA Mardisiswa lebih dikenal dan diminati, baik dari jalur kemitraan maupun reguler,” ujarnya.
Tanpa perlu menambah infrastruktur baru, SMA Mardisiswa mengaku siap menyambut siswa-siswa baru karena sudah memiliki fasilitas dan tenaga pendidik yang mencukupi. Sekolah ini juga menyediakan program peminatan yang variatif, seperti matematika lanjut, fisika, biologi, ekonomi, hingga geografi.
Respons positif juga datang dari SMA Laboratorium Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Kepala sekolah Nor Khoiriyah menyebut, program ini menunjukkan bahwa sekolah swasta tidak hanya melayani kalangan mampu, tapi juga berperan dalam memperluas akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.
“Kami merasa menjadi bagian langsung dari upaya mencerdaskan bangsa. Tidak ada perbedaan layanan antara siswa kemitraan dan siswa reguler. Semua mendapatkan kualitas pendidikan yang sama,” tegasnya.
Sekolah ini bahkan memberikan bekal lifeskill wajib kepada siswanya, seperti kemampuan Bahasa Inggris dan komputer, serta keahlian pilihan seperti tata boga dan perhotelan. Uji kompetensi juga dilakukan di kelas XII bekerja sama dengan mitra eksternal, sehingga siswa bisa lulus dengan sertifikat keahlian.
Dengan semangat kolaboratif ini, sekolah swasta di Jawa Tengah tak hanya menjadi tempat belajar, tapi juga menjadi pilar penting dalam menciptakan pemerataan pendidikan yang berkeadilan.
Comments are closed.