Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Investasi Kuartal I 2025 di Jateng Tembus Rp 21,85 Triliun, Buka Lapangan Kerja untuk 97 Ribu Orang

METROJATENG.COM, SEMARANG – Awal tahun 2025 membawa angin segar bagi dunia investasi dan tenaga kerja di Jawa Tengah. Realisasi investasi di provinsi ini sepanjang kuartal pertama tak hanya menunjukkan grafik naik dalam pertumbuhan ekonomi, tapi juga menjadi pemicu terbukanya hampir 100 ribu lapangan kerja baru.

Data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah mencatat, sebanyak 97.550 tenaga kerja terserap dari berbagai proyek investasi yang bergulir sejak Januari hingga Maret 2025. Angka ini melonjak 23,95 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Selain penyerapan tenaga kerja yang signifikan, jumlah proyek juga meningkat menjadi 20.431 proyek,” ungkap Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari.

Sakina memaparkan bahwa total realisasi investasi mencapai Rp 21,85 triliun, naik tajam dari Rp17,56 triliun pada kuartal I 2024. Investasi asing (PMA) mendominasi dengan kontribusi sebesar 64 persen atau setara Rp 14,08 triliun, sementara investasi dalam negeri (PMDN) menyumbang Rp 7,7 triliun.

Lima sektor unggulan yang menyumbang nilai investasi terbesar antara lain:

  • Industri tekstil – Rp2,66 triliun

  • Industri barang dari kulit dan alas kaki – Rp2,51 triliun

  • Industri karet dan plastik – Rp2,45 triliun

  • Industri makanan – Rp1,97 triliun

  • Perumahan dan kawasan industri/perkantoran – Rp1,83 triliun

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin, menyambut positif capaian ini. Namun, ia menekankan pentingnya penguatan koordinasi antardinas dan pengawasan ketat terhadap proses perizinan agar tidak menimbulkan persoalan sosial di kemudian hari.

Ia juga menyoroti sektor pariwisata agar lebih inklusif, dengan memperhatikan detail seperti label makanan halal dan nonhalal di restoran atau hotel. “Transparansi semacam ini sudah lazim di negara-negara tujuan wisata ramah muslim, dan bisa jadi nilai tambah bagi pariwisata kita,” ujarnya.

Sementara itu, dari sektor industri padat karya, Taj Yasin menerima laporan soal minimnya fasilitas ibadah yang memadai di area pabrik. Ia meminta pemerintah daerah lebih cermat dalam menerbitkan IMB perusahaan agar kelengkapan fasilitas umum, seperti tempat ibadah, benar-benar diperhatikan.

“Jangan sampai pekerja kesulitan untuk beribadah karena ruang yang terbatas. Ini bisa berdampak pada produktivitas kerja mereka,” tegasnya.

Dengan tren investasi yang kian meningkat, Jawa Tengah tampaknya siap menjadi salah satu magnet utama investasi di Indonesia, dengan bonus tambahan: peluang kerja yang terus terbuka luas bagi masyarakat.


Comments are closed.