Meski Melambat, Pertumbuhan Ekonomi di Banyumas Raya Tetap Positif
Related Posts
Recover your password.
A password will be e-mailed to you.
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Meskipun ada tanda-tanda pelambatan, pertumbuhan ekonomi di wilayah Banyumas Raya sepanjang tahun 2024 menunjukkan angka yang positif. Keberhasilan dalam mengendalikan lonjakan harga-harga barang juga menjadi salah satu pencapaian penting, terutama selama bulan Ramadan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Christoveny, menyampaikan bahwa meski ada sedikit penurunan, pihaknya tetap optimis terhadap kondisi perekonomian di wilayah tersebut. “Kami terus bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan pasokan komoditas strategis yang berpotensi menyebabkan inflasi tetap terjaga dengan baik,” ujar Christoveny.
Berdasarkan data BI Purwokerto, pertumbuhan ekonomi pada empat kabupaten di Banyumas Raya cenderung mengalami pelambatan, namun tetap berada dalam tren positif.
“Misalnya, Kabupaten Banjarnegara mengalami sedikit kenaikan dari 4,98% pada 2023 menjadi 5,11% pada 2024. Sementara itu, Kabupaten Cilacap dan Banyumas mengalami penurunan kecil, namun secara keseluruhan, daerah ini masih mencatatkan hasil yang menggembirakan,” jelasnya.
Namun, masih ada sektor yang menunjukkan angka yang menggembirakan, seperti konsumsi rumah tangga yang meskipun melambat akibat penurunan daya beli masyarakat, tetap mencatatkan angka positif. Sebagai contoh, Kabupaten Banjarnegara tercatat tumbuh 5,89%, Purbalingga 4,91%, dan Banyumas 4,77%. Bahkan, Kabupaten Cilacap mengalami akselerasi dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 6%. Secara keseluruhan, Banyumas Raya mencatatkan angka 5,41%, lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata Jawa Tengah yang berada di 5,15%.
Tak hanya sektor konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah juga mengalami peningkatan signifikan berkat adanya peningkatan pengeluaran pemerintah untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu serentak yang baru saja berlangsung. Hal ini memberikan dampak positif pada perekonomian daerah. Kinerja investasi juga menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan yang semakin pesat. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya minat investor dan percepatan pelaksanaan berbagai proyek pembangunan yang mendukung perekonomian di kawasan tersebut.
“Secara keseluruhan, sektor investasi mengalami pertumbuhan yang terakselerasi, didorong oleh semakin baiknya sentimen investor dan keberlanjutan proyek pembangunan,” tambah Christoveny.
Pengendalian Inflasi yang Efektif Selama Ramadan
Salah satu isu penting yang kerap mempengaruhi kestabilan ekonomi adalah lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadan. Namun, di wilayah eks Karisidenan Banyumas, kenaikan harga-harga komoditas selama Ramadan dapat dikendalikan dengan baik. Christoveny mengungkapkan bahwa hal ini tercapai berkat langkah-langkah intervensi yang dilakukan sejak jauh-jauh hari.
“Sebelum bulan Ramadan, kami bersama Pemkab setempat sudah melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai titik, serta memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi. Dengan strategi 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif, lonjakan harga dapat dikendalikan dengan cukup baik,” ungkapnya.
Dengan adanya pengendalian inflasi yang efektif, masyarakat di wilayah Banyumas Raya dapat merasakan dampak positif dari upaya tersebut, meskipun tantangan ekonomi global dan domestik terus bergulir. Perekonomian di wilayah ini diharapkan dapat terus tumbuh positif dan bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Recover your password.
A password will be e-mailed to you.
Comments are closed.