Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Polemik Sidang Isbat Antara Muhammadiyah, NU dan Pemerintah

0

METROJATENG.COM, JAKARTA – Menjelang bulan Ramadhan, muncul polemik perlu tidakynya dilakukan sidang isbat untuk menentukan awal bulan Ramadhan. Muhammadiyah yang telah lama mengumumkan awal bulan Ramadhan jatuh pada 11 Maret 2024, memandang sidang isbat tidak perlu dilakukan. Sementara Nahdlatul Ulama (NU) maupun pemerintah satu suara menyatakan sidang isbat merupakan tradisi yang sudah melekat dengan Islam.

Melalui metode hisab, Muhammadiyah jauh-jauh hari telah mengumumkan jatuhnya bulan Ramadhan serta Syawal. Dari Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1.MLM/1.0/E/2024,  awal Ramadan jatuh pada 11 Maret 2024 dalam kalender Masehi dan bulan Syawal jatuh pada 10 April 2024.

Metode hisab yang digunakan oleh Muhammadiyah yaitu berpatokan pada peredaran bulan dan matahari, dengan kriteria wujudul hilal atau terbentuknya hilal yang menandai awal bulan baru. Dengan sudah dilakukan hisab, maka Muhammadiyah memandang sidang isbat tidak perlu dilakukan, hal tersebut juga sebagai penghematan anggaran negara.

Berbeda dengan Muhammadiyah, baik NU maupun pemerintah menggunakan metode rukyatul hilal atau pemantauan hilal sebagai penentu awal bulan Ramadhan. NU sebenarnya juga melakukan metode hisab, namun hal tersebut bukan sebagai penentu akhir. Penentu akhirnya tetap pada pemantauan hilal. Hisab hanya sebagai prediksi saja.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Agama telah mengumumkan akan menggelar sidang isbat pada 10 Maret 2024. Sidang isbat ini biasanya dihadiri duta besar negara sahabat, perwakilan organisasi Islam, dewan pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan DPR RI.

Sidang ini akan membahas posisi hilal berdasarkan hisab dan hasil pemantauan hilal di 134 lokasi di seluruh Indonesia, sebagai penentu awal bulan Ramadhan.

Pemerintah melalui Kemenag sendiri memandang sidang isbat penting dilaksanakan, sebagai bentuk kehadiran negara untuk menengahi perbedaan metode berbagai organisasi Islam di Indonesia dalam menentukan awal Ramadan dan Syawal.

Leave A Reply

Your email address will not be published.