Drama Tawuran di Magelang: Laporan Palsu Terbongkar, Korban Ternyata Pelaku
METROJATENG.COM, MAGELANG – Sebuah laporan penganiayaan yang sempat menggegerkan warganet akhirnya terungkap sebagai akal-akalan belaka. Fakta mengejutkan diungkap oleh Unit Reskrim Polsek Mertoyudan, dimana korban yang mengaku diserang orang tak dikenal ternyata justru merupakan bagian dari kelompok remaja yang tengah tawuran.
Kejadian ini bermula pada Jumat dini hari, (9/5/2025), sekitar pukul 01.00 WIB, di Jembatan Gending, Dusun Daren, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan. MAP (19), seorang remaja asal Magelang, melapor telah menjadi korban pembacokan hingga ibu jarinya putus. Ia mengklaim diserang tanpa sebab saat melintas bersama temannya.
Namun, penyelidikan mendalam mengungkap fakta berbeda. Kapolsek Mertoyudan, AKP Winadi, menjelaskan bahwa MAP ternyata adalah anggota kelompok remaja bernama SANTOS 17, yang saat itu terlibat bentrok dengan kelompok lawan bernama WARJOK Borobudur.
“Berdasarkan hasil penyidikan, peristiwa ini merupakan aksi tawuran yang sudah dijanjikan sebelumnya melalui sistem ‘COD’ (Cash On Duel) di lokasi kejadian. Bukan penganiayaan acak seperti yang dilaporkan,” ungkap AKP Winadi.
Dalam duel tersebut, para remaja membawa senjata tajam seperti clurit dan corbek. Bentrokan pun tak terelakkan, menyebabkan MAP menderita luka akibat sabetan dari senjata lawan. Polisi kini telah menetapkan tiga tersangka dari kelompok SANTOS 17, yakni MAP sendiri, ZAI (17), dan NK yang saat ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Kasat Reskrim Polresta Magelang, AKP La Ode Arwansyah, menambahkan bahwa para pelaku dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat RI No. 12 Tahun 1951, karena membawa senjata tajam secara ilegal.
“Yang lebih kami soroti adalah laporan palsu yang dibuat korban. Tindakan ini bisa mengaburkan fakta hukum dan menghambat jalannya penyidikan,” tegasnya.
Dalam penggerebekan, polisi mengamankan dua clurit sepanjang 150 cm dan satu corbek sepanjang 130 cm, semuanya dengan gagang kayu. Senjata ini diduga digunakan dalam aksi tawuran brutal tersebut. Hingga kini, penyelidikan masih terus berlangsung guna memburu pelaku lain dari kelompok WARJOK Borobudur.
Pihak kepolisian mengimbau orang tua dan masyarakat agar lebih waspada terhadap pergaulan anak-anak mereka, terutama agar tidak terjerumus dalam budaya kekerasan yang kian marak di kalangan remaja.
Comments are closed.