Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Jelang Waisak, Ribuan Pelita Dilarung di Sungai Progo

METROJATENG.COM, MAGELANG – Menjelang perayaan suci Waisak 2025, aliran Sungai Progo di Borobudur berubah menjadi lautan cahaya. Sebanyak 16.000 pelita dari tempurung kelapa dilarung oleh umat Buddha dalam ritual spiritual bertajuk Larung Pelita Purnama Sidhi, pada Sabtu malam (10/5/2025).

Ritual ini tak sekadar menjadi bagian dari tradisi, tapi juga simbol harapan akan pencerahan, kesejahteraan, dan perdamaian dunia. Diselenggarakan oleh Majelis Nyingma Monglam Indonesia (MUNI), kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Borobudur Peace and Prosperity Festival yang memeriahkan Tri Suci Waisak 2025.

Prosesi sakral dimulai dari Candi Pawon, tempat umat berkumpul untuk melantunkan doa bersama. Mereka lalu melakukan kirab budaya yang dikawal barisan prajurit bregada menuju tepian Sungai Progo di Desa Brojonalan, Borobudur.

Sungai yang dikenal dengan aliran deras menuju selatan Jawa itu dipilih karena melambangkan aliran karma baik yang tak terputus. Di tepiannya, tiga gunungan dari janur dilarung terlebih dahulu sebagai pembuka, diikuti ribuan pelita yang memancarkan cahaya dari api abadi Mrapen, api sakral yang sebelumnya disucikan di Candi Mendut.

“Melalui pelita ini, kita titipkan doa dan harapan. Semoga dikabulkan oleh Tuhan, para Buddha, dan Bodhisatwa,” ujar Ketua Umum MUNI, Lama Rama Santoso Liem.

Mantra Patita Suci dilantunkan khusyuk sepanjang pelarungan. Cahaya-cahaya kecil itu mengambang, menciptakan panorama magis di tengah gelapnya malam. Bagi para peserta, momen ini menjadi pengalaman spiritual yang menggetarkan hati.

“Sangat luar biasa. Nuansa cahaya dan kekhidmatannya menyatu. Saya merasa damai dan penuh harapan,” ungkap Indah Puji Kristanti, salah satu peserta.

Ritual ini menjadi pengingat bahwa cahaya sekecil apapun, ketika menyatu, mampu menerangi dunia—seperti harapan dan doa umat Buddha menjelang Waisak.

Comments are closed.