Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Air Suci Waisak Disakralkan di Candi Mendut, Simbol Kehidupan dan Penyucian Diri

METROJATENG.COM, MAGELANG – Umat Buddha dari berbagai Sangha Walubi mempersembahkan penghormatan dalam ritual pensakralan Air Suci Waisak di Candi Mendut, Kabupaten Magelang, pada Minggu (11/5/2025). Upacara yang dilaksanakan dengan khidmat ini mengusung makna penting dalam tradisi Buddha, membawa berkah dan pencerahan bagi setiap umat yang hadir.

Rangkaian upacara dimulai ketika air suci yang diambil dari Umbul Jumprit, Temanggung, tiba di Candi Mendut sekitar pukul 15.25 WIB. Air yang disimpan dalam kendi tanah liat ini menjadi simbol hidup yang melampaui sekadar kebutuhan fisik. Air Suci ini kemudian ditempatkan dengan penuh kehormatan di altar Candi Mendut, melalui prosesi puja bakti yang dilaksanakan secara sakral oleh setiap majelis yang hadir.

Para bhikkhu dari berbagai Sangha memimpin doa dengan penuh penghayatan. Prosesi ini tidak hanya memperlihatkan kesatuan umat Buddha, tetapi juga menegaskan keyakinan mereka bahwa air suci tersebut memiliki kekuatan untuk membersihkan batin dan jiwa umat Buddha. Ritual ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Waisak, yang merayakan kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha.

Biksu Wongsin Labhiko Mahathera, salah satu rohaniwan yang hadir, dalam kesempatan tersebut memberikan penjelasan tentang makna air suci. “Air adalah sumber kehidupan. Tanpa air, semua makhluk di dunia ini tidak bisa hidup. Namun, lebih dari itu, air juga adalah simbol penyucian dan pemberi kesejukan bagi jiwa yang dibutuhkan oleh semua makhluk,” terangnya.

Menurut Biksu Wongsin, Air Suci Waisak tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk menjaga kehidupan fisik, tetapi juga sebagai simbol pembersihan batin dan jiwa. “Air berkah ini menjadi sarana untuk membersihkan pikiran dan hati umat agar terhindar dari buruk sangka dan karma buruk. Dengan itu, kita diharapkan bisa lebih dekat dengan kebajikan dan pencerahan,” tambahnya.

Keberadaan air suci ini juga memiliki makna penting dalam ritual Waisak yang akan diadakan di Candi Borobudur pada Senin (12/5/2025). Seperti halnya Api Dharma yang diambil dari Mrapeng Grobogan, Air Suci ini dianggap sebagai energi spiritual yang mampu membersihkan umat dan memberi berkah. Candi Mendut dan Candi Borobudur sendiri merupakan dua tempat suci yang memiliki kekuatan spiritual yang sangat dihormati oleh umat Buddha.

Setelah doa dan upacara selesai, air suci yang telah dipanjatkan doa oleh bhikkhu akan diberikan untuk disebarkan kepada seluruh umat Buddha yang hadir. Air tersebut kemudian dipercikkan kepada umat sebagai simbol berkah dan pembersihan diri, dengan harapan mereka memperoleh kebahagiaan, kedamaian, serta terhindar dari segala karma buruk.

Sebagai penutup, Biksu Wongsin menekankan bahwa ritual ini memiliki tujuan yang sangat penting dalam kehidupan spiritual umat Buddha. “Melalui penyucian dengan air suci ini, umat diajak untuk kembali ke jalan yang benar, menjauhi keburukan, dan terus berusaha mencapai pencerahan dalam hidup,” ujarnya.

Comments are closed.