Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

Gula Semut Banyumas Menembus Pasar Eropa, Bukti Desa Bisa Mendunia

BERITA ADVETORIAL

METROJATENG.COM, BANYUMAS – Kabar membanggakan datang dari Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Sebanyak 18,5 ton gula semut hasil produksi BUMDes Kabul Ciptaku resmi diekspor ke Hongaria, Kamis (1/5/2025). Tak tanggung-tanggung, nilai ekspor ini mencapai 35 ribu USD, menjadi bukti nyata bahwa produk lokal desa mampu bersaing di pasar global.

Momentum bersejarah ini turut dihadiri langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDT) Yandri Susanto, dan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, serta anggota Komisi V DPR RI, Yanuar Arif Wibowo dan Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono yang secara simbolis melepas pengiriman perdana ekspor tersebut.

“Ini bukan sekadar ekspor, ini adalah langkah nyata desa menuju kemandirian ekonomi. Ketika desa bisa ekspor, desa juga bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Mendes Yandri.

Yandri menambahkan, ekspor seperti ini memberikan kontribusi langsung terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen, sebagaimana dicanangkan Presiden Prabowo. Ia menyebut konsep Desa Ekspor, Desa Berketahanan Pangan, dan Desa Swasembada Energi sebagai pilar penting masa depan Indonesia.

Tak hanya fokus pada ekonomi, Yandri juga menyoroti pentingnya keselamatan penderes (petani nira) dan mendorong budidaya kelapa genjah, jenis kelapa yang lebih pendek dan aman untuk dipanen, serta pentingnya laboratorium, sebagaimana permintaan bupati Banyumas, guna menjaga mutu dan kualitas produk ekspor.

“Produk desa yang menembus pasar internasional membawa nama besar Indonesia. Mutu dan kualitas harus dijaga,” pesannya.

Hal senada disampaikan Mendag Budi Santoso, yang menyebut bahwa lebih dari 700 desa di Indonesia saat ini telah siap ekspor. Dalam kurun waktu Januari hingga April 2025, nilai ekspor dari desa dan UMKM telah mencapai USD 51 juta atau sekitar Rp 850 miliar.

“Potensi desa sangat luar biasa. Ini menjadi energi baru untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Budi.

Caption Foto : Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDT),Yandri Susanto melihat langsung proses pengolahan gula semut di BUMDes Kabul Ciptaku, Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Kamis (1/5/2025). (Foto : Hermiana).

 

Banyumas, Lumbung Gula Semut Dunia

Di kesempatan yang sama, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono memaparkan, 80 persen gula semut dunia yang berasal dari Indonesia, disuplai dari Banyumas dan sekitarnya. Tahun 2024 lalu saja, Banyumas mencatat ekspor lebih dari 5.342 ton ke pasar Amerika dan Eropa. Dan hari ini, ekspor ke Hongaria semakin memperkuat posisi Banyumas sebagai pusat produksi gula kelapa kelas dunia.

“Ekspor ini bukan sekadar transaksi ekonomi. Ini adalah buah dari kolaborasi harmonis antara masyarakat desa, pemerintah, dan dunia usaha,” ungkap Sadewo.

Ia berharap semakin banyak desa terlibat dalam gerakan ekspor ini, dengan dukungan laboratorium pengujian mutu, bibit kelapa genjah unggulan, serta jaminan keselamatan penderes melalui program asuransi dari Pemkab Banyumas. Pada kesempatan tersebut, Sadewo juga menyampaikan harapannya untuk bisa membangun laboratorium gula kepala di Banyumas. Sebab, laboratorium ini penting untuk menjaga kualitas produksi gula kelapa.

Gula semut Banyumas bukan hanya manis di rasa, tapi juga manis dalam kontribusinya terhadap kemajuan desa dan bangsa. Kini saatnya desa bicara di panggung dunia.

Comments are closed.