Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

SMKN 1 Rembang Cetak Generasi Z Melek Digital Lewat Kelas Anti-Hoaks

METROJATENG.COM, PURBALINGGA – Di tengah derasnya arus informasi dan makin liarnya konten media sosial, SMK Negeri 1 Rembang memilih untuk tidak tinggal diam. Alih-alih membatasi, sekolah ini justru mendekatkan teknologi dan mengajarkan muridnya cara menaklukkannya.

Seperti yang terlihat pada Kamis (17/4/2025), ratusan siswa kelas X mengikuti Kelas Literasi Digital & Etika Sosial Media yang digelar bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Purbalingga. Bukan kelas biasa, kegiatan ini mengangkat sisi gelap dunia maya yang kerap luput dari radar remaja: hoaks canggih buatan AI, video deepfake yang bisa menjatuhkan nama baik, hingga perang opini yang meledak dalam budaya cancel culture.

“Kita tidak bisa larang mereka main medsos. Tapi kita bisa siapkan mereka untuk jadi pengguna yang cerdas dan kritis,” ujar Cahyo Meiyana, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.

Ia menekankan bahwa ini bukan sekadar sosialisasi, melainkan bagian dari misi jangka panjang sekolah membentuk generasi digital yang kuat mental dan etika.

Hadir sebagai pemateri, Muhammad Setyo Adhi Nugroho, praktisi komunikasi digital dari Dinkominfo yang akrab disapa Mas Yoyo, membongkar berbagai trik manipulasi digital yang marak dipakai untuk menipu pengguna internet. Mulai dari teknik penyebaran hoaks yang makin canggih hingga bagaimana algoritma bisa membuat kita terjebak dalam ‘echo chamber’ opini sesat.

“AI bisa jadi alat luar biasa, tapi juga bisa berubah jadi senjata pemusnah reputasi kalau jatuh ke tangan yang salah,” katanya, sambil menunjukkan contoh video palsu yang tampak sangat nyata.

Tak hanya teoretis, sesi interaktif juga digelar, di mana siswa diajak menganalisis berbagai konten viral yang pernah mereka temui, dan membedah apakah itu informasi kredibel atau manipulatif. Respon siswa pun luar biasa. Vika Dewi Anjani, siswi kelas X, mengaku kini lebih peka terhadap jebakan digital.

“Biasanya saya cuma scroll-scroll aja. Sekarang jadi mikir dua kali sebelum share atau komentar,” katanya dengan semangat.

Melalui pendekatan yang fresh, inspiratif, dan langsung menyentuh dunia remaja, SMKN 1 Rembang membuktikan bahwa pendidikan digital bukan soal larangan, tapi soal pemberdayaan. Karena di era digital, yang paling berbahaya bukan teknologi, tapi ketidaktahuan dalam menggunakannya.

Comments are closed.