Menembus Pasar Kelas Menengah Atas, Petani Ngablak Tanam Sayuran Premium
METROJATENG.COM, MAGELANG – Menyasar pasar kelas menengah yang terus berkembang, petani di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, kini mengubah arah budidaya mereka dengan menanam bit merah, sebuah komoditas sayuran premium yang tak hanya menarik minat konsumen, tetapi juga memenuhi kebutuhan supermarket dan pasar modern.
Ketua Kelompok Tani Mutiara Organik, Eko Manunggal, mengungkapkan bahwa menanam bit merah jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan jenis tanaman hortikultura lainnya. Selain perawatannya yang relatif mudah, harga jual bit merah cenderung stabil, berkisar antara Rp6.000 hingga Rp12.000 per kilogram di platform jual beli online.
“Sayuran konvensional seperti kubis dan sawi seringkali mengalami fluktuasi harga yang tajam, bahkan sulit untuk memasuki pasar supermarket. Bit merah justru memiliki permintaan yang terus konsisten,” ujarnya.
Berangkat dari tantangan pasar tersebut, Eko dan sekitar 20 anggota Kelompok Tani Mutiara Organik memutuskan untuk menanam sayuran jenis non-lokal, seperti bayam Jepang (horenso), letucce romaine, dan kale. Sayuran hasil panen mereka biasanya dipasok ke perusahaan penyedia bahan pangan untuk supermarket di Malang dan Surabaya, bahkan mereka sudah meluaskan pasar hingga ke Sumatera.
“Kami fokus pada pasar yang tidak berorientasi massal. Kami menawarkan produk premium yang dihargai lebih tinggi,” jelasnya.
Menurut Eko, meski pasar untuk sayuran non-lokal masih terbuka lebar, masih sedikit petani yang tertarik terjun ke dalam segmen ini. Hal ini membuat persaingan harga di pasar sayuran premium jauh lebih ringan dibandingkan pasar sayuran konvensional.
Harga bit merah di tingkat petani saat ini berkisar sekitar Rp5.000 per kilogram, namun harga tersebut bisa lebih tinggi jika kualitas sayuran yang dihasilkan memenuhi standar.
Utamakan Kualitas dan Ketersediaan
Setiap hari, Kelompok Tani Mutiara Organik mengirim sekitar 200 kilogram sayuran segar ke perusahaan penyedia kebutuhan supermarket. Pengiriman ini dilakukan setiap hari untuk memastikan kesegaran produk.
“Kami mengirim sesuai dengan permintaan harian dari supermarket. Jadi, setelah panen pagi, produk langsung dikirim malamnya. Besoknya, kami panen lagi. Sistem ini memastikan tidak ada produk yang kadaluarsa,” kata Eko.
Untuk menjaga kualitas produk, pengemasan sayuran pun dilakukan dengan sederhana namun efisien. Bit merah dan jenis sayuran lainnya cukup dibungkus dengan kardus, lalu dikirim menggunakan jasa transportasi malam atau travel.
Kualitas menjadi kunci utama dalam mempertahankan eksistensi di pasar sayuran premium. Supermarket biasanya menetapkan standar kualitas yang ketat. Misalnya, bit merah harus memiliki bobot tertentu, yakni sekitar empat buah per kilogram. Sementara itu, bayam Jepang grade A harus memiliki tinggi tanaman antara 35-40 cm, dengan daun yang bersih dan bebas dari cacat atau bekas serangan hama.
Namun, tidak semua sayuran harus lolos standar supermarket. Sayuran yang tidak memenuhi kriteria bisa dijual ke pasar modern atau pasar-pasar lain yang lebih fleksibel, seperti di Semarang.
“Meski ada beberapa yang tidak memenuhi spek supermarket, kami tetap bisa menjualnya ke pasar yang lebih terbuka, baik itu pasar modern atau home industry,” tambah Eko.
Kelompok Tani Mutiara Organik juga menerapkan sistem pertanian plasma yang melibatkan semua anggotanya untuk menanam dengan metode seragam. Dengan sistem ini, hasil panen pun bisa terjaga kualitasnya dan dapat diproduksi secara berkelanjutan.
Salah satu keuntungan dari sistem pertanian plasma adalah pengaturan waktu tanam yang memungkinkan sayuran dipanen bergiliran setiap hari. Hal ini memastikan bahwa pasar selalu mendapatkan pasokan sayuran segar tanpa ada gangguan dalam ketersediaan.
Dengan strategi ini, Kelompok Tani Mutiara Organik berhasil menciptakan ceruk pasar yang terus berkembang dan siap untuk menyasar konsumen kelas menengah ke atas yang semakin mengutamakan kualitas dalam setiap produk yang mereka konsumsi.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.