Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

BPBD Banyumas Lakukan Pengkajian Kebutuhan Pascabencana untuk Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang Optimal

BERITA ADVETORIAL

METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas kini tengah melaksanakan kegiatan penting dalam upaya memulihkan daerah yang terdampak bencana alam. Melalui proses yang dikenal dengan nama Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna), BPBD Banyumas berkomitmen untuk menyusun langkah-langkah strategis dalam merencanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana (R3P), yang akan berlaku selama tiga tahun ke depan.

Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Banyumas, Anwar Burhani S.T menjelaskan, bahwa Jitupasna memiliki peran krusial dalam memetakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk pemulihan daerah pascabencana. Menurutnya, hasil dari kajian ini nantinya akan menjadi dokumen Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P), yang menjadi acuan dalam menetapkan anggaran serta langkah-langkah pemulihan di semua tingkat pemerintahan.

“Jitupasna ini sangat penting untuk memastikan bahwa perencanaan pemulihan pascabencana berjalan sesuai dengan kebutuhan yang ada, serta sejalan dengan kewenangan masing-masing instansi terkait, baik di tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten. Proses ini juga akan menghasilkan dokumen yang berisi estimasi kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk memperbaiki infrastruktur, sosial, dan ekonomi masyarakat yang terdampak bencana,” terang Anwar, Jumat (7/2/ 2025).

Analisis Dampak Bencana Tahun 2024

Sebagai bagian dari penyusunan Jitupasna, BPBD Banyumas melakukan analisis mendalam terhadap data bencana yang terjadi sepanjang tahun 2024. Berbagai bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, angin kencang, serta kebakaran hutan dan lahan, tercatat menyebabkan kerusakan signifikan di berbagai sektor kehidupan masyarakat.

Menurut Anwar, dampak bencana yang paling dominan di Kabupaten Banyumas pada tahun 2024 adalah tanah longsor dan banjir. “Bencana-bencana tersebut mengakibatkan kerusakan yang cukup luas, mulai dari sektor pemukiman, infrastruktur, hingga sumber daya alam yang berperan penting dalam perekonomian masyarakat,” paparnya.

Sektor-sektor yang Terkena Dampak Bencana antara lain:

Sektor Pemukiman: Banyak rumah warga yang rusak atau bahkan hancur akibat longsor, sehingga mengharuskan adanya perbaikan atau pembangunan kembali tempat tinggal yang aman bagi warga terdampak.

Sektor Infrastruktur: Kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan, serta fasilitas transportasi lainnya menjadi tantangan besar dalam pemulihan. Selain itu, infrastruktur vital seperti tanggul sungai, bendungan, dan irigasi juga mengalami kerusakan, yang tentu saja mempengaruhi keberlanjutan suplai air dan kegiatan pertanian.

Sektor Sosial: Fasilitas umum, seperti sekolah, puskesmas, dan tempat ibadah, turut mengalami kerusakan. Pemulihan sektor sosial ini menjadi salah satu prioritas, mengingat fasilitas tersebut penting untuk mendukung kehidupan masyarakat sehari-hari.

Sektor Ekonomi: Kegiatan ekonomi masyarakat, yang meliputi sektor pertanian, perikanan, hingga perkebunan, turut terhambat akibat kerusakan infrastruktur dan lahan yang terdampak bencana. Hal ini menuntut pemulihan yang cepat agar roda ekonomi dapat berputar kembali.

Caption Foto : Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Banyumas, Anwar Burhani S.T. (Foto : Hermiana).

 

Strategi Anggaran dan Pemulihan

Dalam proses kajian ini, BPBD Banyumas juga akan menghitung secara rinci anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan fisik dan pemulihan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Semua aspek kerusakan fisik akan dianalisis untuk menghasilkan perencanaan yang matang, termasuk kebutuhan anggaran yang sesuai. Diharapkan, perencanaan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, serta mendukung kelancaran proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.

“Seluruh kerusakan fisik akan dianalisis secara menyeluruh, termasuk perhitungan anggaran yang diperlukan untuk memperbaiki dan memulihkan kondisi pascabencana. Kami berharap perencanaan yang kami susun dapat menjadi panduan yang jelas dan membantu mempercepat pemulihan,” tambah Anwar.

Proses Jitupasna ini bukan hanya tentang perhitungan anggaran, tetapi juga tentang upaya untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam pemulihan pascabencana dapat berkelanjutan dan bermanfaat jangka panjang bagi masyarakat Kabupaten Banyumas. Melalui perencanaan yang matang, BPBD Banyumas berharap dapat mengurangi dampak bencana di masa depan serta meningkatkan ketahanan daerah terhadap bencana alam.

Dengan langkah strategis ini, BPBD Banyumas menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya memulihkan, tetapi juga memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di masa depan.

Comments are closed.