Naik 3 Peringkat, Keterlibatan Unsur Pentahelix Tingkatkan Kualitas Penanggulangan Bencana di Banyumas
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Sepanjang Tahun 2024, kualitas penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Banyumas mengalami peningkatan. Salah satu faktor pendukungnya adalah adanya keterlibatan unsur pentahelix yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha dan media massa dalam upaya penanggulangan bencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho S.STP, M.Si mengatakan, Tahun 2024, nilai indeks risiko bencana Kabupaten Banyumas berhasil turun menjadi kategori sedang atau dari peringkat 7 se-Jawa Tengah menjadi peringkat 10. Hal ini membuktikan adanya peningkatan kualitas penanggulangan bencana.
“Ada beberapa faktor pendukung peningkatan kualitas penanggulangan bencana ini, mulai dari mekanisme teknis operasional pelaksanaan penanggulangan bencana, adanya keterlibatan unsur pentahelix dan lainnya,” terangnya.
Meskipun begitu, lanjut Budi Nugroho, peningkatan kualitas pelaksanaan penanggulangan bencana belum sepenuhnya memecahkan masalah yang ada di Kabupaten Banyumas. Tingginya indeks risiko bencana dan indeks kapasitas daerah yang masih rendah masih menjadi permasalahan nyata di Kabupaten Banyumas.
Dalam Rencana Kerja Tahun 2025 ini, BPBD Banyumas memaparkan 7 prioritas yang bisa menjadi solusi indeks kapasitas daerah, sehingga indeks risiko bencana bisa menurun. Yaitu, penguatan kebijakan dan kelembagaan, pengkajian risiko dan perencanaan terpadu, penanganan tematik kawasan rawan bencana, peningkatan efektifitas pencegahan dan mitigasi bencana, pengembangan sistem informasi, diklat dan logistik, serta penguatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana dan pengembangan sistem pemulihan bencana.
“Dari identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh BPBD dalam pelaksanaan penanggulangan bencana, maka peningkatan kinerja organisasi melalui kegiatan tahunan yang dilaksanakannya, menjadi hal yang mutlak dilakukan secara sistematis dan terstruktur,” ungkap Kalaksa.

Sarana Prasarana
Disamping kekuatan yang dimiliki didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi teknis operasional di bidang kebencanaan, BPBD Banyumas juga memiliki kelemahan-kelemahan yang harus diperhatikan. Diantaranya, sarana dan prasarana penanggulangan bencana yang dimiliki sudah berusia tua dan harus diperbaharui. Kondisi ini membuat BPBD Banyumas harus memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.
Selain itu, BPBD juga tidak memiliki bangunan gedung untuk penyimpanan peralatan sebagai bentuk kesiapsiagaan dan peralatan penanggulangan bencana yang dimiliki masih kurang memadai.
“Terus terang untuk kegiatan pra bencana, belum bisa dilakukan secara optimal, dan belum semua dilaksanakan, seperti gladi maupun rencana kontijensi ataupun pengadaan rambu evakuasi dan sistem peringatan dini sampai manajemen penanggulangan bencana yang tidak bisa maksimal. Namun, dengan segala keterbatasan yang ada, kita tetap berupaya memberikan penanganan terbaik saat terjadi bencana,” kata Budi. (ADV)
Comments are closed.