Kenalkan Aplikasi Jazirah BI Jateng Gelar Bedah Buku “Rahasia Nusantara”
METROJATENG.COM, SEMARANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah menggelar beda buku berjudul “Rahasia Nusantara” karya Asisi Suhariyanto.
Bedah buku dilakukan bersama sang penulisnya langsung Asisi Suhariyanto dan Guru Besar Sejarah Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Prof Dhanang Respati Puguh.
Kegiatan bedah buku kali ini juga mengajak para pelajar, mahasiswa dan masyarakat yang berlangsung di Gedung Radjawali Cultural Center, Kota Semarang, Selasa 26 November 2024.
Kepala BI Jateng, Rahmat Dwisaputra mengatakan, bedah buku tersebut merupakan upaya BI untuk menggiatkan minat baca dan meningkatkan literasi masyarakat yang mulai memudar tergerus oleh smartphone dan media sosial.
“Tujuannya bagaimana meningkatkan literasi dan minat belajar karena kita sekarang mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi pasti melihatnya TikTok, pasti melihatnya HP bukan buku, padahal dari buku kita bisa mendapatkan pengetahuan yang jelas bisa kita telusuri, bisa diyakini kebenarannya karena ada referensinya,” ujarnya.
Ia mengatakan, BI Jateng pun menggandeng Asisi Suhariyanto yang menulis buku “Rahasia Nusantara” yang sangat populer didalamnya terdapat berbagai sejarah yang dapat diketahui untuk tahu identitas bangsa Indonesia.
“Mengetahui sejarah sangat penting, karena suatu bangsa tidak akan besar, tidak akan berkembang kalau dia melupakan sejarahnya. Proklamator kita Bung Karno menyatakan Jas Merah, jangan sekali-kali Melupakan sejarah,” jelasnya.
Ditambahkannya, BI Jateng juga memiliki aplikasi Jasirah yang didalamnya ada berbagai informasi terkait wisata sejarah hingga kuliner di Jateng-DIY yang bisa dimanfaatkan masyarakat.
Asisi Suhariyanto mengatakan, buku Rahasia Nusantara karyanya berisi tentang sejarah candi-candi yang dikemas dengan ringan mudah dipahami dan menyenangkan seperti sedang jalan-jalan. Buku tersebut juga sudah dilengkapi referensi yang jelas terdapat catatan kaki.
“Isi bukunya singkat kami itu lebih ke arah jalan-jalan sejarah dengan metode yang menggunakan metodologis, jadi jalan-jalan datanya kemudian diolah sedemikian rupa supaya bisa menjadi satu data yang bisa dimanfaatkan teman-teman di bidang sejarah,” ungkapnya.
Sementara itu, Guru Besar Sejarah Ilmu Budaya Undip, Prof Dhanang Respati Puguh mengatakan, buku karya Asisi Suhariyanto dapat menjadi referensi belajar sejarah yang menarik yang dapat dimanfaatkan generasi muda dan masyarakat lainnya.
Sedangkan, aplikasi Jasirah BI juga dapat menjadi tambahan informasi yang memiliki sumber referensi yang jelas.
“Untuk konten sejarah perkembangan Islam saya melibatkan tiga penulis, ditambah seorang staf yang membantu mengumpulkan data-data di lapangan,” pungkasnya. (*)