Banyumas Masih Kekurangan Dokter Spesialis, Ini Usulan Komisi IV DPRD
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Secara umum Kabupaten Banyumas masih kekurangan dokter spesialis. Mekanisme sekolah spesialis yang sulit dan banyaknya kompetitor, serta mahalnya biaya pendidikan spesialis, membuat penambahan dokter spesialis sangat lambat.
Sekretaris Komisi IV DPRD Banyumas, Andik Pegiarto mengatakan, meskipun belum sampai pada mengganggu pelayanan, namun dalam kondisi tertentu pasien masih harus menunggu kedatangan dokter spesialis. Karena dokter spesialis bertugas pada beberapa rumah sakit.
“Belum sampai mengganggu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, mengingat pengaduan dari pelayanan kesehatan relative masih kecil. Namun, secara umum Kabupaten Banyumas memang kekurangan dokter spesialis”, terang Andik.
Wakil rakyat dari Partai Golkar ini menyatakan, perlu ada intervensi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di daerah. Sebab, mahalnya biaya pendidikan spesialis serta ketatnya persaingan, membuat masyarakat yang bisa mengakses pendidikan dokter spesialis terbatas.
“Harus ada kebijakan dari pusat, misalnya untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis jangka pendek, Kementrian Kesehatan bisa menurunkan dokter spesialis ke daerah-daerah yang membutuhkan. Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah bisa mengintervensi dengan menganggarkan beasiswa bagi dokter spesialis”, jelasnya.
Andik juga menyoroti pendataan tenaga kesehatan yang masih belum maksimal. Padahal data merupakan bagian tidak tepisahkan untuk bisa membuat perencanaan.
“Masih ada data siluman, data base kesehatan melebar ke pendidikan. Sekarang kita menggunakan data base dari Badan Kepegawaian Nasional (BKN), padahal masih banyak tenaga honorer kesehatan yang juga belum diakomodir. Meskipun sudah ada BLUD, namun untuk perekrutan tenaga honorer, sekarang mekanismenya BLUD harus berkonsultasi terlebih dahulu ke Kemenkes”, ungkapnya.
Maping jabatan, lanjut Andik, sangat perlu dilakukan, supaya tidak terjadi pembengkakan belanja pegawai. Sehingga pengangkatan pegawai, benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia darurat dokter. Dari data statistik rasio tenaga kesehatan, Indonesia berada pada urutan ke-139 dari sebanyak 194 negara. Hal ini menjunjukan bahwa Indonesia jauh berada di bawah negara lain, dmana masih banyak mengalami kekurangan tenaga dokter, terutama dokter spesialis dan sub-spesialis.