Keren, Dosen Poltekes Kemenkes Semarang Berhasil Membuat “RCB TELUD 3 PLUS” Kotak Pendingin Darah
Dilengkapi Modulator Suhu Internal dan Teknologi Image Processing, Penyimpanan dan Pengiriman Darah Lebih Aman
METROJATENG.COM SEMARANG – Darah merupakan salah satu kebutuhan krusial di bidang kesehatan, mengingat Indonesia rawan bencana dan kecelakaan. Lebih-lebih kebutuhan darah di Indonesia berkisar 5.1 juta kantong darah pertahun, namun ketersediaan stok darah hanya 4.6 juta kantong pertahun.
Selain itu dukungan partisipasi masyarakat untuk mendonorkan darah juga masih belum optimal dan kegagalan penolakan menjadi donor darah karena tidak memenuhi persyaratan kesehatan masih besar. Ditambah alat penyimpan darah hasil dari tranfusi para pendonor tidak maksimal, karena masih disimpan dalam kotak yang diberi es sehingga sangat rawan terjadi kerusakan.
Padahal sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 83 Tahun 2014, penyimpanan darah harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan diantaranya harus tersimpan dalam kotak pendingin pada suhu 2°- 6°C.
Sementara itu di Indonesia ada 414 Unit Transfusi Darah sebagai tempat pelayanan darah. Namun, fenomena yang ada selama ini semua pelayanan darah baik UDD/UTD/BDRS dan UTDRS masih menggunakan kotak penyimpan darah konvensional dengan menggunakan es batu atau ice pack sebagai sumber pendingin.
Penyimpanan pada suhu yang tidak optimal dapat menyebabkan sel darah mati, dan risiko berkembangbiaknya mikroorganisme. Hal tersebut berpotensi terjadinya reaksi transfusi seperti febris, infeksi, sepsis, bahkan berakhir kematian.

Kondisi ini menginspirasi Rodhi Hartono, SKp, Ns, MKes (Biomed), Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang untuk membuat alat penyimpan kantong darah berpendingin dengan nama RCB TELUD 3 Plus (Refrigerator Cooler Box Tepak Ludiro versi 3 Plus). Diberi nama RCB TELUD 3 Plus , karena pembuatan alat pendingin darah sudah dilakukan hingga 3 kali.
ditambahkan Rodhi, alat penyimpan kantong darah yang memiliki kapasitas 20 kantong ini telah diujicobakan di pelayanan darah dengan uji kualitas darah yang disimpan dalam 0 jam, 2 jam dan 4 jam. Hasilnya penyimpanan darah mengindikasikan nilai dan kualitas darah tetap baik. Sedangkan kantong darah yang disimpan dalam cool box dengan ice pack selama 4 jam, cenderung mengalami penurunan nilai dan kualitas darahnya.
RCB TELUD 3 Plus mengandung bahasa jawa yang mencerminkan kearifan local yaitu TEpak LUDiro 3 yang artinya tempat darah yang dirancang bangun sampai versi 3.
“RCB Telud 3 Plus diharapkan akan memberikan solusi dan jawaban terhadap permasalahan penyimpanan, transportasi dan distribusi kantong darah saat diluar gedung, karena harganya yang sangat mahal,” tutur Rodhi.
Alat penyimpan kantong darah sudah dilengkapi sumber energy listrik AC-DC, dan batery, sensor alarm penyimpangan suhu internal, layar digital dengan informasi kekuatan baterai, setting suhu internal, detektor jumlah kantong darah tersimpan, scanner barcode kantong darah, hemoscale (alat untuk menimbang volume darah dengan tepat dan mengocak- ngocak agar tidak beku), scanner warna darah. Alat ini dibuat dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 80%.
“Alat ini sudah menggunakan aplikasi Internet Of Things dan Artificial Intelegensi (AI) dalam menyimpan data kantong darah dan mendeteksi warna darah serta sudah dapat dihubungkan dengan komputer sehingga lebih praktis,” tambahnya.
Menurut Rodhi, bila dibandingkan dengan penyimpan darah konvensional yang masih menggunakan ice pack, RCB TELUD 3 PLUS lebih unggul, karena suhu dapat diatur, sehingga suhu penyimpanan kantong darah akan lebih stabil, sehingga kantong darah akan aman. Selain itu jika tidak aliran listrik dalam transportasi pengiriman darah bisa menggunakan batere.
“Kami berharap dengan alat ini dapat meminimalisir kerusakan darah yang terdapat pada kantong darah, sehingga darah dari para pendonor dapat disimpan dengan baik,” kata Rodhi yang berharap alat ini dapat terus dikembangkan, dan digunakan oleh kantor pelayanan tranfusi darah. (tya)

Comments are closed.