BMKG Prediksi Rob di Pesisir Utara, Ini Langkah Pemrov Jateng
METROJATENG.COM, SEMARANG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi banjir rob di pesisir utara Jawa pada tanggal 26-28 Januari 2024 ini. Menanggapi prediksi tersebut, Pemrov Jateng sudah membentuk posko siaga bencana musim hujan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Pemprov Jateng, Eko Yunianto mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG, potensi banjir rob pada tanggal tersebut mengancam sejumlah wilayah. Di antaranya, pesisir Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Demak, Kota Semarang, dan Kota Tegal.
“Kita sudah membentuk posko siaga bencana musim hujan 2023/2024 yang aktif hingga bulan Maret mendatang”, terangnya.
Lebih lanjut Eko menjelaskan, fenomena rob disebabkan salah satunya oleh gravitasi bulan. Dan pihaknya tidak hanya bersiaga terhadap bencana rob saja. Menurutnya, rob yang diprediksi oleh BMKG jatuh pada 26-28 Januari 2024, merupakan bagian dari bencana hidrometereologi.
“Dengan adanya prediksi BMKG ini, kita tentu mengingatkan ke teman-teman jajaran PSDA, agar lebih siap. Apalagi puncak musim banjir diperkirakan pada Januari hingga Februari 2024”, tuturnya.
Eko menyebut, kesiapan juga dilakukan dengan menggandeng stakeholder. Seperti, BPBD Jateng, PMI, RAPI, dan pemerintah kabupaten/ kota. Selain itu, Pusdataru Jateng juga menjalin komunikasi dengan lima Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), yakni Cimanuk Cisanggarung, Pemali Juana, Bengawan Solo, Serayu Opak, dan Cintaduy. Adapula enam Balai PSDA di bawah kendali Pusdataru Jateng, yakni BPSDA Pemali Comal, BPSDA Bodri Kuto, BPSDA Seluna, BPSDA Bengawan Solo, BPSDA Probolo, dan BPSDA Serayu Citanduy.
Bahan Banjiran
Terkait bahan banjiran, lanjutnya, enam Balai PSDA dan Pusdataru telah menyiapkan berbagai keperluan. Di antaranya, 176.250 lembar sandbag, 11 kawat bronjong, dan 600 batang dolken. Sementara itu, dari lima BBWS dan Perum Jasa Tirta I telah menyiapkan, 120.024 lembar sandbag, 47.879 kawat bronjong, dan 43.166 lembar geobag.
“Sementara peralatan yang dimiliki Dinas Pusdataru di antaranya, 12 unit ekskavator, 5 unit vibroroller, 8 unit mobile pump, 37 unit pompa portabel, 1 unit ekskavator long arm, 3 unit mini eksvator, 2 unit buldozer, dan 1 unit dump truck”, jelasnya.
Di samping kesiapan tersebut, Eko menyebut di Kota Semarang, Pekalongan, serta Kabupaten Pekalongan, telah terbangun sistem pengendali banjir rob. Di Kota Semarang misalnya, telah dilengkapi dengan beberapa rumah pompa, sistem polder dan banjir kanal. Begitu halnya di Kota dan Kabupaten Pekalongan, yang juga telah menerapkan sistem pengendali banjir rob, meski masih membutuhkan penyempurnaan pada sistem Bremi-Meduri.