DPRD Banyumas Ajak Media Kolaborasi Majukan Wisata
Studi Banding Pengelolaan Wisata Sleman
METROJATENG.COM, PURWOKERTO – Pengelolaan wisata tidak bisa lepas dari peran media sebagai ujung tombak promosi. Karenanya, kolaborasi media dengan pengelola wisata serta dinas terkait sangat dibutuhkan, untuk mendongkrak kunjungan wisata.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPRD Banyumas, dr Budhi Setiawan saat studi banding ke Kabupaten Sleman, Jumat (24/11/2023). Menurutnya, beban pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) cukup berat dan beberapa destinasi wisata yang mendapat kucuran dan PEN, belum maksimal dalam peningkatan pendapatannya. Sehingga dibutuhkan promosi lebih gencar dengan menggandeng media.
“Peran media untuk mempromosikan wisata sangat penting. Kita memang dibebani harus melunasi pinjaman dana PEN, namun di sisi lain Banyumas menjadi memiliki destinasi tambahan yang sebelumnya tidak dimiliki dan hal ini memberikan pendapatan bagi masyarakat”, terangnya.
Sementara itu, dalam paparannya Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid memaparkan, pihaknya mempunyai agenda tahunan untuk menjual wisata keluar daerah. Dimana Dinas Periwisata membuat program kunjungan luar daerah dengan melibatkan pelaku wisata dari berbagai sektor, mulai perhotelan, pengelola wisata dan lainnya.
“Kita selalu agendakan jualan wisata keluar daerah, satu angkatan 40 orang. Kemarin kita jualan ke Lampung, kita mengundang 100 kepala sekolah, berbagai asosiasi dan lainnya untuk memaparkan wisata-wisata di Sleman. Momentum ini dimanfaatkan pelaku wisata untuk berinteraksi dengan pelaku wisata di daerah setempat, bertukar pengalaman serta berjualan destinasi”, jelasnya.
Manfaat dari jualan ini, memang tidak serta-merta langsung bisa dirasakan, tetapi lebih kepada investasi jangka panjang. Ishadi menyebut, PAD dari sektor pariwisata sekitar 30 persen, dan didominasi oleh pajak hotel dan restoran. Hal ini disebut sebagai dampak jualan keluar daerah yang rutin dilakukan, sehingga wisatawan datang ke Sleman cenderung menginap, karena banyaknya destinasi yang akan dikunjungi.

Desa Wisata
Sebagai kabupaten yang terletak di kaki Gunung Merapi, perkembangan desa wisata di Slemat juga cukup pesat. Dalam satu tahun, sampai 30 kali dinas terkait turun melakukan pembinaan ke desa wisata. Pembinaan yang dilakukan berbeda pada tiap desa, tergantung pada kebutuhan desa masing-masing yang sudah diusulkan melalui musrenbangdes.
“Kita datangkan akademisi maupun praktisi sesuai dengan kebutuhan desa wisata, sehingga pembinaan kepada tiap desa wisata berbeda, tergantung pada kebutuhan mereka”, kata Ishadi.
Ishadi menjelaskan, tidak semua usulan desa wisata langsung disetujui. Tetapi, pihaknya akan melihat terlebih dahulu seberapa besar komitmen warga untuk membuat desa wisata. Sebab, desa wisata harus mampu mengidentifikasi potensi-potensi lokalnya, memahami apa yang akan dijual, keunikannya, lokalitasnya dan lain-lain.
“Jangan sampai wisatawan datang hanya untuk berswafoto di pinggir sungai kemudian pulang. Karena itulah usulan desa wisata tidak serta merta kita setujui dan kita juga rutin melakukan evaluasi dua tahun sekali”, pungkasnya.
Comments are closed.