BI Gencar Lakukan Pemberdayaan Ekonomi Melalui Digitalisasi Ekosistem Masjid di Jawa Tengah
METROJATENG.COM, SEMARANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBi) Provinsi Jayeng di tengah kondisi ekonomi global yang melemah senantiasa mendorong pemberdayaan ekosistem masjid di Jawa Tengah melalui digitalisasi pengelolaan ZIS dengan QRIS. Hal ini dilakukan karena digitalisasi diyakini mampu mendorong perekonomian umat.
Pemberdayaan masjid dapat dilakukan dengan mengimplementasikan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai kanal pembayaran ZIS dan UMKM binaan masjid yang efisien dan interoperable,” jelas Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah, Junanto Herdiawan, disela-sela acara QRIS Solusi Kesejahteraan Umat di Kendal, Senin (17/4)l yang diselenggarakan KPwBI Jawa Tengah dan Bank Syariah Indonesia Wilayah 7 Semarang.
Menurutnya, Kabupaten Kendal memiliki potensi yang luar biasa dengan keberadaan Masjid yang diharapkan mampu meningkatkan ekonomi syariah. Penggunaan QRIS di masjid-masjid di Jateng terus mengalami pertumbuhan yang sangat bagus.
Dijelaskan dari 59.578 masjid di Jawa Tengah, 4.637 masjid sudah menerapkan ZIS QRIS dengan proporsi 20%. Total dana yang dapat dikumpulkan mencapai Rp9 milyar per bulan.
“Dana kelolaan tersebut masih dapat diperluas dengan edukasi dan peningkatan aspek keamanan secara berkelanjutan yang dilakukan oleh BI dan perbankan lainnya,” ungkap Junanto.
Bupati Kendal Dico M. Ganinduto, sangat mendukung dan mengapresiasi upaya Bank Indonesia dan BSI dalam meningkatkan literasi keuangan umat serta pemberdayaan ekosistem masjid. Di samping itu, Pemkab Kendal juga senantiasa mendukung kemudahan pengembangan masjid, melalui pemutihan IMB yang mendorong kelengkapan dokumen masjid.
Sementara itu Sukma Dwie Priardi yang mewakili BSI 7 Semarang menyampaikan, masjid berperan sebagai pusat pemberdayaan kesejahteraan ekonomi umat dan mercusuar pemulihan perekonomian pasca pandemi Covid-19. Oleh karena itu, BSI bertekad untuk melakukan pemberdayaan masjid berbasis gerakan dan pengembangan masyarakat untuk mengamplifikasi semangat ghirah, memakmurkan, dan mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat peradaban.
“Pada tahap awal, kami menargetkan ada 50 masjid yng akan di digitalisasi. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya pemahaman pengurus masjid kn penggunaan QRIS untuk bertransaksi.
Acara juga diramaikan dengan diskusi bertajuk “QRIS Solusi Kesejahteraan Umat”, dengan narasumber Dedy Irianto, Deputi Direktur BI Jawa Tengah, Tri Ana Setianingrum, Area Retail and Transaction Business Manajer, dan Ust. Kusnadi Ikhwani selaku pengelola Masjid Al Falah Sragen. Dalam kesempatan tersebut, Kusnadi berbagi kisah sukses pengelolaan ZIS melalui implementasi QRIS yang dikelola oleh SDM milenial dan berkompeten. Sejak penggunaan QRIS, ZIS yang dikelola oleh Masjid Al Falah naik drastis dari Rp12jt/bulan menjadi Rp300jt/bulan. Sebuah tips yang penting diterapkan oleh oleh 50 pengelola masjid di Kendal yang hadir dalam kegiatan adalah bahwa dana umat perlu dikelola dan diaudit oleh eksternal, misalnya Lazisnu.
Setelah dilaksanakan di Kendal, BI dan BSI akan memperluas digitalisasi ekosistem pemberdayaan ekonomi umat di seluruh Jawa Tengah dengan mengimplementasikan QRIS sebagai kanal ZIS, on boarding dan implementasi QRIS pada UMKM binaan masjid, serta mengembangkan sarana prasarana bagi usaha produktif yang dapat meningkatkan kemakmuran masjid dan umat. (tya)