Metro Jateng
Berita Jawa Tengah

BI Jateng Targetkan 2.163.000 Pengguna QRIS Tahun 2022

15 Pasar di Jateng Sudah Gunakan QRIS Dalam Bertransaksi

 

METROJATENG.COM, SEMARANG –  Sejak diinisiaai tahun 2019, QRIS mampu memberikan kemudahan pada masyarakat dan UMKM untuk bertransaksi dan mendorong konsumsi rumah tangga. Saat  ini tercatat, 1.422.406 merchant QRIS di Jawa Tengah pada Mei 2022 dan mampu meningkatkan pertumbuhan transaksi QRIS dari 306,1% (yoy) menjadi  Rp232 miliar pada Maret 2022.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan penggunaan QRIS sudah dapat ditemui pada transaksi jual-beli di pasar tradisional dan modern, pembayaran transportasi umum, pembayaran pajak dan retribusi Pemda, hingga donasi sosial. Banyaknya kemudahan yang diberikan QRIS ,  KPwBI menargetkan 2.163.000 pengguna QRIS

” Hingga Mei 2022 di Jateng tercatat 1.072.666 pengguna QRIS.Kami optimis target akan tercapai hingga akhir tahun ini, ” jelasnya.

Guna mencapai target tersebut, BI akan gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat. Sosialisasi ini tidak terbatas untuk UMKM saja tetapi juga untuk kalangan pemerintah, sekolah sekolah, sehingga diharapkan pembayaran uang sekolah dapat dilakukan melalui QRIS. 

Sementara itu pertumbuhan Jumlah merchant per Mei mencapai  183,94% (ytd), dibanding akhir tahun. Sedangkan pertumbuhan Nominal transaksi per Maret: 59,49% (ytd), dibanding akhir tahun dan pertumbuhan Volume transaksi per Maret:  50,81%(ytd), dibanding akhir tahun lalu.

Melihat peningkatan transaksi menggunakan QRIS, Bank Indonesia telah menyusun sebuah visi digitalisasi yang menavigasi arah digitalisasi sistem pembayaran kedepan, yaitu Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Dalam BSPI 2025, Bank Indonesia akan membawa 91,3 juta 

penduduk unbanked dan 62,9 juta UMKM ke dalam ekonomi dan keuangan formal secara sustainable melalui pemanfaatan digitalisasi. 

“Saat ini sudah ada 15 pasar tradisional di Jateng sudah menggunakan QRIS untuk bertransaksi.Kehadiran QRIS sangat memudahkan pedagang bertransaksi dengan konsumen, dan uang akan langsung masuk ke rekening pedagang,” jelas Rahmat Dwisaputra.

Menurutnya ke-15 pasar tradisional yang sudah menggunakan QRIS  untuk bertransaksi ,  Semarang ada di Pasar Johar, Pasar Peterongan, Pasar Pedurungan dan Pasar Gayamsari.   Pasar Kliwon, dan Pasar Karangjati. Di Solo ada di Pasar Nusukan, Pasar Klewer dan Pasar Gede. Di Purwokerto ada di Pasar Manis, Pasar Sumpyuh, Pasar Buntu dan Pasar Wangon. Sedang di Tegal ada di Pasar Sugih dan Pasar Subah.

“Hadirnya QRIS di pasar-pasar tradisional diharapkan masyarakat paham dalam bertransaksi, paham dalam berbelanja, dan paham dalam berhemat. Jika berbelanja usahakan untuk berbelanja produk Indonesia dan UMKM untuk menekan impor dan meningkatkan pendapatan dalam negeri,” tambahnya pasa acara Angkringan Digital di Klenteng Sam Po Kong, Minggu (3/7). (tya)

Comments are closed.